Assalamualaikum wr wb
Tulisan ini sebenarnya catatan curhatan biasa sih, tapi berhubung pengalamannya seperti travelling, jadi saya letakkan di sini aja ya wkwk.
Kebetulan, hari Rabu malam kemarin, ada undangan untuk menghadiri acara kementerian. Lokasinya di Pendhapi Gede Balai Kota Surakarta. Saya pikir lokasinya di mana ya, ternyata di pendopo-nya.
Saya mewakili Komunitas Emak Blogger Solo. Sebenarnya ada 3 perwakilan. Ada Mbak Iffah Ipeh, yang nggak jadi ikut saat tahu ternyata wajib swab antigen, sementara dia trauma karena pernah positif covid yang berakibat pada liburnya kantor dia dan kantor suami.
Yang satunya ada Mbak Uty yang magrib itu masih ada di Sukoharjo. Saya nggak tahu bagaimana kabar beliau selanjutnya. Kami tidak berkontak sama sekali.
Sedangkan suami, ke gunung wkwk. Sebenarnya diajakin suami ke gunung, tapi ternyata saya udah ndaftar acara ini. Saya juga jadwalnya menstruasi, jadi nggak berani ke gunung karena banyak repotnya.
Tapi Alhamdulillah dikasih izin suami untuk pergi ke acara ini. Berangkat naik grab, pulang juga naik grab. Simple 'kan?
Pra Acara Yasonna Mendengar
Di undangan, acara mulai jam 4 sore, tapi diskusi baru dimulai jam 18.30. Lah lama banget ya? 2 jam buat registrasi aja.
Jadinya saya tuh baru berangkat jam 4 sore. Tiba di Balai Kota sekitar jam 16.45. Eh ternyata diminta swab antigen dong. Oh, pantesan jam registrasinya lama banget.
Usai swab antigen, lanjut registrasi. Saya dapat nasi kotak dan camilan. Mau duduk di pendopo, tapi bingung mau ngapain. 'Kan mending makan dulu ya daripada makan nanti. Males bawa-bawa nasi kotak juga.
Jadinya saya ke masjid untuk makan nasi kotak. Nasinya mewah woy. Nasinya sedikit, cuma 1 porsi, tapi lauknya banyak, kayak 2 porsi wkwk. Alhamdulillah.
Usai makan, ternyata ada Mbak Ipeh datang. Menyampaikan keresahannya itu tentang swab antigen. Ya saya dengerin lah. Beliau stay nemenin saya sampai sholat magrib. Usai itu, beliau pulang, lalu saya berangkat ke pendopo.
Acara Yasonna Mendengar
Letak panggungnya menarik sih. Panggungnya ada di tengah. Kursi undangan mengelilingi gitu. Nah, saya coba cari posisi strategis yang sekiranya bisa ngelihat Pak Yasonna dan Mas Gibran.
Eh ternyata, saya membelakangi Pak Yasonna. Saya nggak paham, kalau ternyata pematerinya nggak akan pernah duduk di kursi undangan, tapi datang langsung duduk di panggung utama. Huwaaah. Ya sudahlah.
Acara dimulai dengan penyampaian materi dari Dirjen Kementerian Hukum dan HAM. Membahas Hak Cipta dan Merk. Ya kami simak dengan baik.
Lalu pukul 19.30, acara utama dimulai. Jreng jreng.... Pak Yasonna datang.
Huaaah. Kok hati saya berdesir ya. Mungkin ini kali pertama saya melihat menteri secara langsung ya. Langsung terpesona gitu ya.
Ini juga kali pertama saya melihat Mas Gibran secara langsung. Alhamdulillah
Di Solo juga, saya melihat Pak Ganjar secara langsung. Wuah banyak rezeki berlimpah untuk saya ya di Solo. Alhamdulillah...
Wueh beliau berdua keren ya. Pak Yasonna pake arloji mahal yang kinclooong banget. Beliau juga pakai 2 cincin emas. Sepatunya vantovel boots yang mengkilap banget. Pakai celana jeans dan kemeja levis.
Sedangkan Mas Gibran nggak kalah keren. Sepatunya woy. Kayak sepatu basket yang mahal parah dah. Beliau juga pake jaket denim, di bagian belakang ada gambar wajah abstrak, tulisannya cinta. Kayaknya produk lokal.
Pas lihat Mas Gibran, "gile ya, ini wali kota, tapi kayak temen kuliah aku", sambil nggumun gitu. Kok bisa ya!
Lalu acara berlangsung dengan pemaparan materi dari Pak Yasonna selaku Menteri Hukum dan HAM, lalu dilanjut dengan Mas Gibran selaku Wali Kota Surakarta.
Sesi diskusi lebih menarik. Penanya pertama sangat menarik, karena dia ternyata tidak hendak bertanya, melainkan hendak menyampaikan sesuatu. Bahwa, ada kawannya yang kena gusur di Pasar Nusukan, tapi ia mendapatkan ganti rugi merk sebesar 200 juta karena ia telah mendaftarkan merknya. Jadi ternyata PUPR paham banget mengenai berartinya ganti rugi untuk merk. Huwaah.
Dan setelahnya, sepertinya lebih banyak ke pujian sih daripada hujatan dari para undangan. Bagus kok kota Surakarta ini. Indah sekali. Pembangunannya masif banget.
Ada 10 proyek prioritas seperti Lokanata, Jurug, Balekambang, dan lainnya. Beliau juga meminta maaf karena 3 pintu masuk ke Solo ada pembangunan yang mungkin mengganggu warga.
Mas Gibran juga menceritakan tentang prestasi-prestasi Solo seperti akan diadakannya Asean Paragames, Piala Dunia U-20 yang tuan rumahnya adalah Solo, dan lainnya.
Beliau juga cerita tentang acaranya yang ke Paris kemarin, yang ternyata targetnya adalah pendaftaran batik ke UNESCO tapi belum tembus ke-2 kalinya. Inshaa Allah tahun depan dicoba lagi.
Acara diakhiri dengan tarian performing art yang waw keren banget. Yaa anak muda yang nari dengan enerjik. Hip hop mungkin ya.
Pasca Acara
Usai acara, saya langsung pulang. Tapi pas lihat di meja registrasi banyak yang antri, saya ikutan antri untuk pengambilan intensif.
Alhamdulillah kami dapat uang tunai 150ribu, tumblr led, dan powerbank 10.000 mAh. Wuah lumayan banget. Alhamdulillah.
Sebenarnya, saya tuh pengen lanjut ngemil atau njajan di sekitar Pasar Gede. Tapi kok ya makanan berat semua ya. Kalau pengen makanan ringan kudu ke Alun-Alun Keraton. Kalo jalan ya gempor. Akhirnya saya memutuskan untuk pulang.
Alhamdulillah.
Saya tiba di rumah sebelum jam 10 malam.
Yak, sekian catatan perjalanan saya. Sebenarnya acara diskusi sih, tapi saya masukin ke blog ini karena saya merasa travelling, wkwk.
Wassalamualaikum wr wb
Posting Komentar
Posting Komentar