Konten [Tampil]
Catatan kali ini merupakan lanjutan dari
perjalanan saya sebelumnya saat mengunjungi PANTAI BANYU TIBO yang merupakan
pantai paling barat kedua di Kabupaten Pacitan. Sebenarnya rencana saya usai
berkunjung ke Pantai Banyu Tibo adalah segera kembali ke rumah.
Pantai Buyutan, Desa Widoro, Kecamatan Donorojo, Pacitan, Jawa Timur |
Namun rencana saya berubah saat berkendara
mengikuti jalan yang menuju Pasar Kalak. Ternyata di kanan jalan terdapat sebuah
baliho besar yang bertuliskan Pantai Buyutan. Entah mengapa saya tiba-tiba
tertatik untuk mengunjunginya mengingat lokasinya tidak terlalu jauh dari
Pantai Banyu Tibo Sebelumnya.
Menuju Pantai Buyutan
Letak Pantai Buyutan
sebenarnya tidaklah jauh dari Pantai Banyu Tibo. Jika diturut ke arah barat,
usai Pantai Buyutan, maka urutannya dalah Pantai Banyu Tibo, Pantai Kijingan,
dan PANTAI NAMPU. Secara administratif, letak Pantai Buyutan berada di Desa
Widoro, Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Surakarta-Pantai Buyutan
Jika kunjungan saya menuju Pantai Buyutan ini
ditempuh melalui jalur Pantai Nampu ke arah timur yang melewati Pantai Banyu
Tibo, maka sebenarnya Pantai Buyutan terletak tidak jauh dari Pasar Kalak; arah
menuju PANTAI KLAYAR. Kebanyakan pengunjung Pantai Buyutan pun datang dari arah
Pasar Kalak, terutama mereka yang berasal dari Kota Pacitan.
Baliho Menuju Pantai Buyutan |
Namun ternyata jika keberangkata dimulai dari
Kota Surakarta, maka rute tempuh tercepat adalah sama yang saya gunakan, yakni
terus mengikuti jalan dari percabangan menuju Pantai Banyu Tibo. Nantinya
sebelum sampai Pasar Kalak maka di kanan jalan akan ada sebuah baliho besar bertuliskan Pantai Buyutan.
Kondisi Jalan Awalnya |
Masuk ke jalan yang diarahkan oleh baliho
tersebut. Awalnya jalan cukup sempit dan tidak begitu baik kondisinya. Meski
demikian, jalur tersebut sudah benar. Terus ikuti saja jalan tersebut yang
nantinya kondisinya akan menjadi baik. Hal spesial adalah menjelang sampai,
maka perjalanan akan melewati padang pertanian kedelai.
Perkebunan Kedelai Menjelang Pantai Buyutan |
Warga di sekitar Pantai Buyutan memang menanam
kedelai sebagai andalan di sektor pertanian mereka. Namun saat musim hujan,
masyarakat akan menanam padi hingga awal tahun. Selepas awal tahun, curah hujan
mulai berkurang sehingga komoditas berganti dari padi menjadi kedelai.
Di Tengah Kebun Kedelai |
Pos retribusi menuju Pantai Buyutan nantinya
akan ditemui di sini. Harga masuk Pantai Buyutan pun sangat terjangkau, yaitu
hanya sebesar Rp5.000,00 per orang. Pengelolaan Pantai Buyutan dilakukan oleh
Dinas Pariwisata Pacitan dan dijalankan oleh Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis)
setempat.
Pantai Buyutan
Perjalanan pun
akhirnya sampai di area parkir pertama Pantai Buyutan yang diperuntukkan bagi
kendaraan seperti elf dan minibus, serta bagi mereka yang tidak berani
melanjutkan perjalanan dengan kendaraan karena kondisi jalannya berupa turunan
cukup tajam. Tersedia jasa ojek sebesar Rp10.000,00 untuk sampai tepi pantai
pulang-pergi.
Panorama Pantai Buyutan dari Ketinggian |
Pemandangan ke arah Pantai Buyutan dari
ketinggian di kawasan area parkir pertama sangatlah menawan, berupa garis
pantai pasir putih yang memanjang. Siapa pun pasti akan gatal tangannya untuk
mengabadikan keindahan tersebut dengan pirantinya masing-masing. Kawasan ini
juga menjadi spot foto yang menarik bagi pengunjung.
Pantai Buyutan dengan Pasir Putihnya |
Usai menuruni jalan yang menurun cukup curam,
perjalanan saya akhirnya sampai di Pantai Buyutan dan langsung memarkirkan
sepeda motor pada tempatnya. Garis Pantai Buyutan dengan pasir putihnya yang
cukup panjang tentunya membuat banyak tersedia spot untuk bermain air.
Menikmati Suasana Pantai Buyutan |
Berkunjung saat cuaca cerah benar-benar membuat
panorama di pantai ini begitu indah. Meski siang itu cuaca cukup panas karena
sangat cerah, hal tersebut tidak membuat pesona Pantai Buyutan berkurang.
Justru perpaduan kombinasi birunya langit dan air laut, pasir putih, serta
hijaunya bukit menjadikan panorama terlihat begitu cantik.
Berjemur di Pantai Buyutan |
Berjalan di tepi laut dari sisi timur hingga
barat merupakan salah satu hal yang bisa dilakukan di Pantai Buyutan, terutama
mereka yang tidak ingin berbasah-basahan. Panjangnya garis pantai tentu
membutuhkan fisik yang kuat untuk mengarunginya dengan berjalan kaki di atas
pasir.
Mahkota Batara Narada yang
Terjatuh
Ciri khas Pantai
Buyutan adalah terdapatnya gugusan bebatuan di sisi baratnya yang begitu
mencolok. Salah satu dari gugusan batu yang paling terkenal ada di sisi terbarat.
Batu tersebut selain ujungnya lancip, bentuknya seolah mirip dengan sebuah
mahkota jika diperhatikan secara baik-baik.
Watu Narada, Konon Mahkota Batara (Dewa) Narada yang Terjatuh di Pantai Buyutan |
Konon diceritakan bahwa batu tersebut adalah
mahkota Batara (Dewa) Narada yang merupakan pemimpin para dewa di pewayangan. Saat dia
terbang di atas Pantai Buyutan, secara tidak sengaja mahkotanya jatuh dan kini
diyakini menjadi sebuah batu berbentuk mahkota tersebut. Oleh masyarakat, batu
itu dinamai sebagai Watu Narada atau Watu Rada.
Watu Kenong yang Mirip Kenong |
Selain Watu
Narada, gugusan batu lainnya juga diberi nama oleh masyarakat setempat.
Batu yang terkenal lainnya berbentuk unik seperti instrumen gamelan kenong
sehingga dinamai sebagai Watu Kenong.
Selain itu batu yang paling lebar dinamai Watu
Pasar karena diibaratkan di atasnya terdapat pasar saking luasnya.
Watu Pasar |
Sementara itu dua batu lainnya dinamakan Watu Kerun; dua batu yang bentuknya
terpisah. Batu terakhir yang memanjang dan terletak paling dekat dengan pantai
pasir adalah Watu Bale. Jika air laut
sedang surut seperti saat saya mengunjungi Pantai Buyutan ini, pengunjung bisa
naik ke atas Watu Bale.
Watu Kerun |
Watu Bale |
Terlihat dari Pantai Nampu
Bagi mereka yang
pernah mengunjungi Pantai Nampu, maka Watu
Pasar dan Watu Narada sebenarnya
terlihat di ujung timur. Begitu pula dari Pantai Buyutan, yang mana Pantai
Nampu akan bisa dilihat di ujung timur meski terkadang pandang terhalang oleh uap
air sehingga terlihat samar.
Watu Narada dan Watu Pasar Terlihat dari Pantai Nampu |
Fasilitas di Pantai Buyutan pun sudah cukup
lengkap. Berbagai warung makan sudah siap mengantisipasi rasa lapar yang
tiba-tiba menyerang. Kamar mandi pun sudah tersedia bagi mereka usai bermain
air di pantai. Selain itu bagi yang membutuhkan ojek, mereka sudah stand by dekat tanjakan.
Pemandangan Pantai Buyutan yang Memesona |
Pantai ini juga merupakan favorit kunjungan wisatawan
untuk berkemah karena memiliki banyak spot datar untuk mendirikan tenda. Pada
malam-malam seperti long weekend atau
malam tahun baru ada banyak wisatawan yang berkemah di sini. Mereka hanya diminta
retribusi sebesar Rp10.000,00 per tenda untuk dana kas desa.
Info
Jam buka
24 jam
Tarif masuk
Rp10.000,00
Tarif parkir
Rp2.000,00 (sepeda motor)
Fasilitas
Area parkir, warung makan, toilet, mushalla, jasa ojek
Waktu kunjungan terbaik
Pagi hari atau sore
hari saat cuaca cerah
Posting Komentar
Posting Komentar