Konten [Tampil]
Usai menghadiri acara KENDURI NUSANTARA di Benteng Vastenburg, saya
iseng untuk mampir ke Pasar Gedhe. Meski wong Solo, sudah lama sekali sejak
terakhir saya masuk ke dalam pasar legendaris Kota Surakarta ini.
Pasar Gedhe Solo |
Usai memarkir sepeda motor di
tempatnya, saya langsung berjalan masuk ke Pasar Gedhe. Ternyata keisengan saya
kali ini akhirnya berujung pada perburuan kuliner khas Solo. Tentu sangat memalukan
jika wong Solo tetapi tidak tahu sajian khas Kota Bengawan ini:
5 Kuliner Khas Solo di Pasar Gedhe
Berikut ini beberapa
sajian yang saya dapatkan dalam perburuan tersebut:
1. Gempol Pleret
Gempol Pleret |
Buruan pertama
langsung saya dapatkan, bahkan sebelum masuk ke dalam Pasar Gedhe. Tepat di
pintu masuknya, ada penjual kuliner yang saya gemari sewaktu kecil. Kuliner
khas Solo yang satu ini adalah gempol pleret.
Jika berkunjung ke rumah kakek-nenek
di Klaten sewaktu kecil dulu, saya sering menyanyap kuliner ini. Bedanya,
dahulu namanya jenang atau bubur
gempol. Sementara yang saya santap di Pasar Gedhe disajikan dalam bentuk es
sehingga dinamakan es gempol pleret.
Meski demikian, rasa
gempol tidak berubah sejak zaman dahulu. Gempolnya tetap terasa gurih. Biasanya
gempol pleret disajikan dengan santan dan diberi manisan gula jawa sehingga
rasanya gurih bercampur manis. Menyantapnya di hari yang panas terasa begitu
menyegarkan.
2. Es Dawet Telasih
Es Dawet Telasih |
Selanjutnya perburuan
saya ada di dalam kawasan Pasar Gedhe. Hanya beberapa saat berjalan, akhirnya
saya menemukan buruan kedua. Kuliner kali ini masih merupakan minuman yang
menyegarkan, yakni es dawet telasih.
Berbeda dengan dawet-dawet
dari daerah lain. Satu hal yang unik dari dawet telasih adalah terdapat semacam
bintik-bintik hitam yang melayang-layang di air santannya. Bintik hitam itu
adalah selasih yang semakin menyegarkan minuman dawet ini.
Dawet telasih juga
menambahkan beberapa bubur di dalamnya sehingga menambah variasi rasa. Adalah bubur
sumsum dan ketan hitam yang semakin mewarnai cita rasa dawet teasih. Rasanya akan
kurang jika hanya menyantap satu porsi es dawet telasih.
3. Brambang Asem
Brambang Asem |
Usai menjajal dua minuman
legendaris, buruan saya selanjutnya adalah makanan. Hanya beberapa meter dari
tempat saya membeli es dawet telasih, ternyata ada penjual aneka makanan khas
Solo. Saya menjajal salah satu menu bernama brambang asem.
Sekilas, tampilan brambang
asem seperti pecel. Bahannya adalah daun ubi jalar atau jenglor dan gembus. Keduanya kemudian dijadikan satu dalam piring
dari daun pisang dan disiram oleh sambal brambang asem.
Ternyata, itulah asal
penamaan brambang asem. Sambal sajian ini terbuat dari campuran cabai, bawang
merah (brambang), dan asam. Rasanya pun pedas bercampur manis dan asam. Ketika
menyantapnya, lidah seakan penuh dengan cita rasa yang berpadu sempurna.
4. Grontol Jagung
Gronton Jagung |
Setelah menghabiskan
brambang asem, saya kembali ke penjual yang sama untuk memesan menu
selanjutnya. Sajian kuliner itu ada di samping brambang asem, bentuknya bulat-bulat
kecil sehingga mengundang rasa penasaran saya.
Saat saya menanyakan kepada
penujual tentang sajian itu, ternyata namanya adalah grontol. Makanan yang satu
ini terbuat dari bahan dasar jagung. Penyajiannya pun sederhanya, hanya diberi
parutan kelapa dan sedikit garam.
Ketika disantap,
kuliner ini rasanya gurih bercampur asin. Memang ketika dikunyah, rasanya
gurih. Namun tiba-tiba rasa asin seakan muncul begitu saja sehingga mampu
menambah cita rasa kuliner tradisional yang satu ini.
5. Jenang krasikan
Jenang Krasikan |
Saya hanya menjajal
empat sajian khas Solo di Pasar Gedhe. Saya berniat langsung pulang sebelumnya.
Namun di tengah jalan, saya terlebih dahulu mampir ke toko oleh-oleh khas Solo
yang berada di sekitar Pasar Jongke.
Tujuan saya datang ke sana
adalah menambah wawasan tentang oleh-oleh khas Solo. Tentu agar jika suatu saat
ada teman yang menanyakan seputar oleh-oleh khas Solo, saya bisa menjawabnya
sehingga tidak memalukan.
Ternyata ada satu jajanan khas
Solo yang belum pernah saya cicipi, yakni jenang
(bubur) Krasikan. Bubur padat ini terbuat dari campuran kelapa, gula merah,
ketan, dan air. Rasanya adalah campuran gurih kelapa dan manis gula jawa dengan
aroma yang harum.
Itulah lima kuliner
lezat khas Solo yang menjadi buruan saya. Ada sekitar lima jam dari acara Kenduri
Nusantara sampai perburuan kuliner berakhir. Syukur Alhamdulillah #5jam5rasa ini setidaknya menambah wawasan saya
tentang kuliner khas Kota Solo tercinta.
9 komentar
nomer 1 sama 3 bikin penasaran karena saya belom pernah nyobain.
Gak cuman 5 itu hlo sebenernya.. Masih banyak kuliner tradisional khas Solo yang bisa ditemuin..
aku pengen dawet telasih ambek brambang asem
diiling-iling
hahhaha
Posting Komentar