Konten [Tampil]
Kecamatan Ambarawa memang menyimpan pesonanya
tersendiri, mulai dari Rawa Pening hingga kisah mengenai pertempuran sengit
pascakemerdekaan Republik Indonesia; Palagan Ambarawa 12-15 Desember 1945. Kali
ini pesona Ambarawa ada di sebuah benteng peninggalan belanda yang bernama Fort
Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa.
Fort Willem I atau Benteng Pendem Ambarawa |
Menuju Fort Willem I
Jarak tempuh menuju
Fort Willem I dari Kota Salatiga adalah sekitar 18 kilometer dengan waktu
tempuh sekitar 40 menit. Jika mengikuti Goolge Maps, nantinya perjalanan akan
melewati jalan sempit, atau malah akan dilewatkan di jalan yang tidak boleh
dilewati atau tertutup untuk umum.
Jalan Masuk Benteng Pendem Ambarawa di Timur RSUD Ambarawa |
Oleh karena itu lebih baik sebelum berangkat
terlebih dahulu menentukan tujuan awal di Goolge Maps yaitu RSUD Ambarawa.
Pintu masuk gerbang nantinya akan terlihat dari depan RSUD Ambarawa berupa
sebuah gerbang di ujung timur jalan berwarna oranye, bertuliskan Beteng, serta
terdapat logo PM dan Lapas Ambarawa.
Kondisi Jalan Menjelang Fort Willem I |
Jalan yang akan dilalui usai gerbang tersebut
cukup sempit dan hanya bisa dilewati oleh sepeda motor. Tidak lama kemudian
perjalanan pun akan sampai di area parkir sepeda motor untuk wisatawan Fort
Willem I. Sementara untuk mobil, pintu masuknya adalah melalui Jalan Pemuda.
Benteng Pendem Ambarawa
Bangunan benteng yang
sudah tua dan terkesan angker tampak mencolok dibandingkan bangunan lainnya.
Bangunan benteng pun tampak berbeda dengan arsitektur khas Belandanya. Belum
ada retribusi khusus untuk masuk ke dalam benteng ini, hanya perlu membayar
Rp5.000,00 sebagai tarif parkir.
Pintu Masuk Benteng Pendem Ambarawa |
Pintu masuk yang melalui sebelah timur RSUD
Ambarawa ini menghadap ke arah timur laut. Ternyata Fort Willem I setengahnya
masih difungsikan sebagi lembaga pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA dan barak
militer. Tidak hanya itu, meski termasuk bangunan tua, lantai dua benteng ini
masih digunakan sebagai tempat tinggal pegawai lapas.
Masih Berfungsi Sebagai Tempat Tinggal |
Karena masih difungsikan sebagai lapas dan juga
sebagai tempat tinggal petugas lapas, maka kunjungan di Fort Willem I juga
dibatasi. Pengunjung tidak bisa mengunjungi kawasan lapas dan barak militer, juga
tidak bisa memotret di sana. Selain itu pengunjung juga tidak diperkenankan
naik ke lantai dua karena dapat mengganggu penghuninya.
Model Foto Berpose di Benteng Pendem Ambarawa |
Meski area kunjungan terbatas, pesona masa lalu
yang bisa didapatkan di Benteng Pendem Ambarawa tetap bisa diperoleh. Banyak
spot-spot foto yang menawarkan suasana otentik masa lalu sehingga dengan
berfoto di sana, rasanya seakan kembali ke masa lalu. Hal itu membuat beberapa
spot di benteng ini digunakan untuk seni fotografi.
Sejarah Fort Willem I
Ambarawa
Pembangunan Fort
Willem I Ambarawa dimulai pada tahun 1834 dan selesai pada 1845 pada masa
pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Waktu itu banyak benteng-benteng yang
didirikan untuk memperkuat kedudukan pemerintah kolonial Hindia-Belanda.
Terlebih lokasi Ambarawa strategis karena merupakan penghubung Semarang dan
Surakarta.
Arsitektur Lawas Fort Willem I Ambarawa |
Tahun 1927 benteng ini disesuaikan dari penjara
tahanan anak-anak menjadi penjara tahanan dewasa dan tahanan politik. Saat pendudukan
Jepang di tahun 1942 hingga 1945, benteng ini difungsikan sebagai kamp militer
tentara Jepang. Usai kemerdekaan Indonesia, markas besar TKR (Tentara Keamanan
Rakyat) berada di sini.
Bekas Ruang Penjara Benteng Pendem Ambarawa |
Fungsi Fort Willem I ini sebagai lapas dan barak
militer dimulai pada tahun 1950 hingga sekarang. Sementara kunjungan untuk
wisata baru ramai semenjak tiga tahun terakhir ini yang juga disebabkan oleh
perkembangan internet dan media sosial sehingga masyarakat dapat dengan mudah
mengetahui keberadaan benteng ini.
Arsitektur Khas Eropa |
Sekarang pun pengelolaan Fort Willem I belumlah
dikhususkan untuk bidang pariwisata sehingga sarana penunjang wisata belum
banyak ada di sini. Rencananya dinas pariwisata terkait akan turut serta untuk
mengelola benteng ini khusus sebagai salah satu destinasi wisata di Ambarawa.
Info
Jam buka
08.00 WIB - 17.30 WIB
Tiket masuk
-
Tarif parkir
Rp2.000,00 (sepeda motor)
Fasilitas:
Area parkir motor, toilet, masjid
Waktu kunjungan terbaik
Pagi hari saat cuaca
cerah
Posting Komentar
Posting Komentar