Konten [Tampil]
Tidak terasa sudah hampir dua tahun sejak
pendakian saya ke Gunung Merbabu. Pada tahun 2018 silam, saya memang tidak
mendapat kesempatan untuk kembali mengunjungi gunung setinggi 3142 meter di atas
permukaan laut itu. Namun Sabtu (9/03/2019) kemarin, saya berkesempatan kembali
menyapanya.
Keindahan Panorama dari Gardu Pandang Agrowisata Kopeng Gunungsari |
Memang bukan
kisah pendakian karena saya tidak mendaki gunung tinggi di musim penghujan antara
Bulan Oktober sampai April. Hal itu karena cuaca ekstrem seperti hujan dan
petir yang kerap melanda gunung di musim penghujan. Selain itu, kemungkinan
cuaca kerap berkabut sehingga pemandangan indah akan terhalang.
Jalur Cunthel-Selo
merupakan rute favorit pendakian Gunung Merbabu saya. Hari Sabtu itu pun saya
setidaknya bisa cukup mengenang saat-saat mendaki Merbabu via jalur itu karena obyek
wisata bernama Agrowisata Kopeng Gunungsari yang saya datangi tidak jauh dari
Basecamp Pendakian Merbabu via Cunthel.
Solo-Agrowisata Kopeng Gunungsari
Agrowisata Kopeng Gunungsari tepatnya berada di
Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah. Lokasinya
searah dengan jalan menuju Basecamp Pendakian Gunung Merbabu via Cunthel. Dari
Kota Surakarta, jaraknya sekitar 62 kilometer dengan waktu tempuh kurang-lebih
dua jam.
Agrowisata Kopeng Gunungsari yang Masih Baru
Sebelumnya saya
tidak menyangka kalau ada obyek wisata Agrowisata Kopeng Gunungsari yang tidak
jauh dari Basecamp Pendakian Merbabu via Cunthel. Saat saya melintas terakhir
pada pertengahan 2017 silam, obyek wisata ini masih belum ada.
Oleh karena itu, saya
cukup terkejut ketika melihat gardu pandang dari kejauhan yang sepertinya cukup
megah ketika hendak mencari obyek wisata lain, yakni Air Terjun Umbul Sanga.
Penasaran dengan gardu pandang itu, saya segera memacu kuda besi Supra X 125 ke
sana.
Agrowisata Kopeng Gunungsari |
Setelah sampai dan memarkir kendaraan, saya
segera menuju loket untuk membayar tiket masuk. Ternyatra harga tiketnya adalah
Rp20.000. Sempat mengeluh di dalam hati karena harga itu bagi saya cukup mahal.
Namun setelah masuk, saya pun mengerti mengapa harga tiketnya seperti demikian.
Ternyata konsep Agrowisata Kopeng Gunungsari
adalah semacam gardu pandang dengan pemandangan sekitar yang begitu menawan.
Tak hanya gardu pandang, taman bunga yang begitu indah dan tertata rapi juga
telah dibangun di sekitar gardu pandang sehingga cocok bagi mereka pencinta
fotografi atau selfie.
Taman Bunga dan Gardu Pandang di Agrowisata Kopeng Gunungsari |
Selain memadukan gardu pandang dan taman bunga,
ada pula kebun buah jambu. Pengunjung ternyata juga bisa menikmati buah jambu
segar secara gratis di sini, asalkan tidak dibawa pulang. Rasanya cukup wajar
jika semua itu dihargai sebesar Rp20.000.
Keindahan panorama utara merbabu
Disuguhi panorama
yang indah di depan mata, saya langsung mengeluarkan senjata andalan yaitu
kamera DSLR Canon 200D dengan lensa sapu jagad 18-135 seken non STM yang sudah
agak jamuran dan sedikit kocak. Untungnya kondisi itu tidak memengaruhi hasil
jepretan.
Saking banyaknya obyek untuk difoto, saya sempat
bingung akan memulai dari mana. Memotret di atas menara pandang atau taman
bunga, keduanya sama-sama bagus. Saya pun memutuskan untuk memoret dari taman
bunga terlebih dahulu.
Taman Bunga di Agrowisata Kopeng Gunungsari dengan Latar Belakang Gunung Andong dan Telomoyo |
Mengombinasikan
warna-warni bunga seperti cosmos dan bunga kertas dengan latar belakang Gunung
Andong serta Telomoyo yang deselimuti awan musim hujan benar-benar menghasilkan
hasil jepretan yang menarik. Jika cuaca sedang cerah, hasil jepretan akan
semakin baik.
Taman bunga
membentang dari bagian tengah kawasan Agrowisata Kopeng Gunungsari sampai
bagian utara. Semakin ke utara, pemandangan terbuka semakin terlihat jelas.
Selain Gunung Andong dan Telomoyo yang mendominasi sisi utara Merbabu, dari
kejauhan tampak pula Rawa Pening saat kabut menipis untuk beberapa saat.
Datang Sendirian dan Disuguhi Pemandangan Seperti Ini -_- |
Usai memotret dari taman bunga, saya tidak
langsung menuju gardu pandang. Saya mampir dulu di warung makan untuk
beristirahat. Ternyata cuaca semakin mendung dan turun hujan. Pada kesempatan
itu juga saya berkesempatan untuk mengobrol dengan pemilik obyek wisata ini
sembari menunggu hujan reda.
Mulai dari nol bangun Agrowisata Kopeng Gunungsari
Pemilik
Agrowisata Kopeng Gunungsari bernama Pak Slamet Buang. Beliau menceritakan jika
obyek wisata ini benar-benar dibangun dari nol. Pak Slamet juga menceritakan
jika pembangunan tempat wisata ini tidaklah semudah membalikkan telapak tangan,
banyak perjuangan yang harus dilakukan.
Pak Slamet Buang
pun tidak berasal dari kalangan keluarga mampu. Ia mengisahkan jika hidupnya
penuh perjuangan. Ia pernah menjadi penambang batu, tenaga kebersihan lepas,
berdagang, dan bertani. Kisah hidupnya pun jatuh-bangun, mulai dari mendapat
penghasilan pas-pasan dan rugi dalam usaha dagang.
Kisah Pak Slamet Buang Membangun Agrowisata Kopeng Gunungsari |
Namun, semua itu
tidak membuat Pak Slamet menyerah dalam berusaha. Pada akhir 2017 ia mulai
merintis usaha wisata alam, yakni Agrowisata Kopeng Gunungsari. Pembangunan
wisata alam itu tidak dilakukan sekaligus, melainkan bertahap.
Gardu pandang
setinggi 20 meter dari bambu dan tali serabut menjadi yang pertama ia bangun di
sini. Setelah itu secara bertahap, dimulailah pengerjaan taman bunga hingga
menjadi indah seperti sekarang ini.
Keindahan Panorama dari Gardu Pandang
Setelah hujan reda,
saya kemudian menuju gardu pandang setinggi sekitar 20 meter tersebut. Ternyata
penorama dari atas menyajikan keindahan yang bisa dilihat dari segala arah.
Area taman bunga bisa terlihat seluruhnya dengan latar belakang Gunung Telomoyo
yang menawan.
Sementara itu sisi selatan meski terhalang Gunung
Merbabu yang menjulang tinggi, keindahannya tetap terpancar. Tampak barisan
hutan pinus yang begitu rapat. Sementara itu, Pos Pemancar di puncak Bukit Watu
Tulis yang merupakan bagian jalur pendakian Merbabu via Cunthel turut terlihat.
Lereng Utara Gunung Merbabu |
Pos Pemancar di Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Cunthel (zoom 135 mm) |
Tentu keindahan
panorama Gunung Merbabu seperti itu membuat saya semakin kangen mendaki Merbabu.
Semoga musim kemarau 2019 ini (setelah lebaran) saya bisa kembali bisa
menapakkan kaki di gunung terindah ke-2 di Indonesia setelah Rinjani ini
(menurut saia hlo), Aamiin.
Pemandangan di sisi
barat laut juga tak kalah indah. Di ujung kaki langit, Gunung Sindoro tampak
samar. Warna birunya seolah menyatu dengan langit. Jika cuaca cerah, maka
keindahan matahari terbenam akan terlihat begitu indah. Untuk sisi timur,
pemandangan terhalang oleh punggungan bukit.
Gunung Andong dengan Puncak yang Tertutup Awan dan Gunung Sindoro di Cakrawala Barat |
Setelah puas memotret, saya memutuskan untuk pulang.
Terlebih langit semakin gelap sehingga udara pun semakin dingin. Usai
berpamitan dengan Pak Slamet, saya pun segera kembali. Mengenai jambu, tentu
saja saya tidak lupa menyantap beberapa buah kaya vitamin c tersebut saat di
warung menunggu hujan reda.
Info Agrowisata Kopeng Gunungsari
Jam buka
Pagi-malam (yang punya tidur di dalam)
Harga tiket masuk
Rp20.000 (dewasa)
Rp15.000 (anak-anak dan pelajar)
Tarif parkir
Rp2.000 (sepeda motor)
Fasilitas
Jambu gratis makan di tempat, warung makan, mushalla,
toilet, dan gardu pandang
Waktu kunjungan terbaik
Siang-sore hari jika cuaca cerah
Malam hari (pemburu milky way)
23 komentar
Sama.. Kemaren yo lagek ngerti ada obyek wisata ini.. Ternyata apik..
Lihat tulisanmu kan jadi pengen secepatnya main ke Kopeng dehh..
jalan kesana sendirian aja kali yaa??
pengen ke kopengggg
Eh sama sekali nggak kelihatan lensanya jamuran. Lha fotonya malah joss kabeh. Kalau di taman-taman bunga begitu sih cocoknya nginframe si dia :p
Besok kalau ke sana lagi semoga bisa berjumpa Pak Slamet.
cakeep banget viewnya masya Allah
tpi ngomonng2 ke marbabu skg udah online huhuhu
btw gardu pandangnya mirip di gancik hill ya
argowisata kopeng nya tjantik juga ya mas, apalagi pemandangan di tempat orang pelukan itu.. #eh hehehe..
Btw, pemandangannya cantik dan cukup miris melihat sepasang kekasih sementara adminnya datang sendirian, terus diabadikan pula lagi, hahaha
aku yo pengen nduwe umah ndek kene
kemanapun mata memandang, isinya pemandangan.
segeeeeeer
untung kuat ya, udah terbiasa toh ngeliat pemandangan kayak gitu?
hahaha
wooooooooooooooooooo
tak spam marine yoooo
Posting Komentar