Ada banyak jenis obligasi di Indonesia. Masing-masing obligasi memiliki jenisnya tersendiri yang dibedakan berdasarkan bentuknya, penerbitnya, nilai nominal, perhitungan imbal hasil, hak penukaran, dan lainnya.
Obligasi adalah surat utang berjangka yang dapat diperjualbelikan untuk kebutuhan tertentu. Orang-orang memahami obligasi sebagai surat pengakuan utang.
Jadi dapat dimaknai bahwa penerbit surat utang telah mengakui tentang dirinya yang berhutang kepada pembeli obligasi dalam jangka waktu yang telah disepakati. Biasanya obligasi dimanfaatkan oleh pemerintah untuk mendapatkan pinjaman dana.
Jenis Obligasi Berdasarkan Bentuk Penerbitnya
Jenis obligasi di Indonesia berdasarkan bentuk penerbitnya dibedakan menjadi 3, yaitu obligasi pemerintah, obligasi korporasi, dan obligasi pemerintah daerah. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing jenis obligasi berdasarkan bentuknya:
1. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah adalah bentuk surat utang yang diterbitkan oleh negara/pemerintah. Surat utang ini sah dan legal secara hukum serta dilindungi oleh perundang-undangan dan peraturan pemerintah.
Maka tidak mengherankan bila obligasi pemerintah sangat diminati oleh para investor. Hal ini dikarenakan obligasi pemerintah dinilai lebih aman dan minim risiko gagal bayar. Jadi para investor sangat meyakini bahwa pemerintah akan memenuhi janjinya pada obligasi ini.
Obligasi pemerintah ini juga memiliki banyak bentuk, antara lain:
- Obligasi Negara Ritel Indonesia (ORI)
- Sukuk Ritel (SukRi)
- Saving Bond Ritel (SBR)
- Sukuk Negara Tebangan (ST)
2. Obligasi Korporasi
Selain obligasi pemerintah, ada pula obligasi korporasi. Obligasi korporasi ini diterbitkan oleh sebuah perusahaan, entah dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun korporasi swasta.
Obligasi yang diterbitkan oleh korporasi biasanya diberikan dalam jangka waktu pendek. Kurang lebih 2-5 tahun, dan minimal 1 tahun.
Jarang sekali investor yang mau ambil obligasi korporasi. Hal ini dikarenakan orang-orang menilai bahwa obligasi korporasi memiliki risiko lebih tinggi daripada obligasi pemerintah. Kondisi perusahaan penerbit, kondisi pasar, bahkan kondisi politik di daerah juga dapat mempengaruhi nilai obligasi.
Namun tidak ada salahnya memilih obligasi korporasi karena ada keuntungan tertentu yang bisa didapatkan, antara lain:
- Memberi pendapatan tetap (fixed income) berupa kupon atau bunga
- Mendapat keuntungan atas penjualan obligasi
- Bunga yang ditawarkan obligasi lebih tinggi daripada deposito atau sertifikat Bank Indonesia
Risiko Obligasi Korporasi
Lalu apa risiko bila kita membeli obligasi korporasi? Berikut ini adalah 3 risiko yang harus siap kita hadapi bila hendak membeli obligasi korporasi.
- Pergerakan harga obligasi sangat ditentukan oleh pergerakan tingkat suku bunga
- Jika suku bunga naik, maka harga obligasi akan turun, dan sebaliknya
- Risiko gagal bayar/default
3. Obligasi Pemerintah Daerah
Obligasi ini diterbitkan oleh pemerintah daerah yang bertujuan untuk membiayai proyek-proyek daerah yang sedang berlangsung. Hal ini bertujuan agar dana yang masuk dapat menjadi angin segar bagi pemerintah daerah untuk mengembangkan wilayahnya dan tidak bergantung pada pemerintah pusat.
Obligasi ini diizinkan oleh pemerintah pusat hanya diperuntukkan bagi pembiayaan kegiatan investasi sektor publik. Tentu saja harus menghasilkan manfaat bagi masyarakat dan pendapatan daerah.
Sayangnya masih sedikit pemerintah daerah yang membuka obligasi. Hal ini dikarenakan kurangnya kesiapan, pengetahuan, dan keberanian untuk menerbitkan obligasi. Selain itu masih banyak pemerintah daerah yang pesimis untuk mengembalikan obligasi ketika jatuh tempo sekaligus mendapatkan untung.
Kesimpulan
Itulah 3 jenis obligasi berdasarkan bentuknya. Masing-masing memiliki kelebihan dan risikonya sendiri. Tinggal kita mau pilih obligasi yang mana.
Semoga artikel ini bisa membantu.
Posting Komentar
Posting Komentar