Konten [Tampil]
Dini hari waktu Indonesia barat pada Hari Sabtu
tanggal 28 Juli 2018 merupakan momen yang bersejarah bagi masyarakat Indonesia.
Pada waktu itu, terjadi gerhana bulan total (GBT) dengan durasi terpanjang di
abad ke-21 ini di atas langit dini hari Indonesia. Tentu momen tersebut tidak
dilewatkan oleh banyak orang termasuk saya.
Gerhana Bulan Total 2018 di Gunung Andong, Magelang (zoom out) 25 detik f / 3.5 / ISO 1600 / 18mm |
Beberapa hari menjelang terjadinya GBT 2018,
saya berpikir mengenai tempat yang cocok untuk menyaksikan fenomena alam langka
tersebut. Akhirnya saya memutuskan untuk menuju Gunung Andong saja dengan
pertimbangan kondisi langit di sana cukup jauh dari polusi cahaya dan lokasinya
akan cukup ramai karena Andong memang tidak pernah sepi.
Menuju Andong
Saya memulai
keberangkatan menuju Andong pada Jumat malam tanggal 27 Juli 2018 sepulang kerja
sekitar pukul 20.30 WIB. Dengan dituntun oleh Google Maps, saya memulai
perjalanan menembus dingin dan gelapnya malam menuju Base Camp Andong via Sawit
di Kecamatan Ngablak, Magelang.
Solo-Base Camp Andong
Sebenarnya ini adalah kedua kalinya saya
mengunjungi Gunung Andong di tahun 2018 ini. Pendakian saya ke Gunung Andong
sebelumnya adalah pada Hari Selasa tanggal 17 Juli 2018. Bisa dibilang
pendakian pertama saya adalah sebagai survei sehingga akhirnya memutuskan untuk
kembali lagi saat momen GBT 2018.
Gunung Andong, 17 Juli 2018 |
Sekitar pukul 21.30 WIB saya akhirnya tiba di
Base Camp Gunung Andong via Sawit usai kedinginan di jalan. Saya tidak langsung
naik melainkan tidur terlebih dahulu karena gerhana menurut jadwal BMKG akan
terjadi mulai pukul 01.00 WIB. Saya juga tidak berniat berkemah saat itu karena
selain ramai, berkemah juga cukup ribet.
Menapaki Gelapnya Andong
Sekitar pukul 01.15 WIB saya mulai melangkah mendaki
Andong. Sabtu dini hari itu pendaki Andong sudah cukup banyak. Menurut petugas
jaga, sudah ada sekitar 200 pendaki yang mendaki Andong saat itu. Ketika saya
berangkat, gerhana bulan sudah dimulai, sementara GBT baru akan mulai sekitar
pukul 02.30 WIB.
Memang hanya ada
waktu sekitar satu jam 15 menit bagi saya untuk segera mulai membidik fase GBT.
Akan tetapi memang waktu perjalanan untuk sampai ke kawasan puncak Gunung
Andong relatif singkat. Hanya membutuhkan waktu kurang dari satu jam bagi saya
untuk sampai area makam.
Tempat Njepret Gerhana |
Malam itu saya tidak mendaki sampai puncak karena di
sana ramai dan kondisinya cukup terang karena warung buka sampai malam sehingga
menimbulkan polusi cahaya. Saya pun memutuskan untuk menjepret gerhana di area
sekitar makam saja yang lebih minim cahaya. Malam itu juga ada beberapa pendaki
yang berkemah di tempat saya memotret.
Pesona GBT 2018
Tripod pun segera
saya keluarkan dari wadahnya dan mulai berdiri untuk menopang kamera. Untuk
perangkat memotret, saya menggunakan kamera Canon EOS M yang merupakan kamera
mirrorless seri pertama Canon (paling elek) dengan lensa sapu jagat EF-S 15-135
mm.
Senjata: Canon EOS M & Lensa Sapu Jagat Canon 18-135 mm |
Saat saya siap memotret, bulan sudah memasuki
fase gerhana total yang mana seluruh permukaannya tidak lagi terang, melainkan
memerah seperti darah sehingga mendapat julukan bloodmoon. Kondisi langit malam itu begitu terang di sebelah barat
sehingga Gunung Sumbing-Sindoro, dan Prau turut terlihat di ujung cakrawala.
Sisi Barat Andong yang Cerah 20 detik / f/3.5 / ISO 800 / 18 mm |
Cukup sulit untuk membidik gerhana, terlebih
lensa saya kurang panjang. Membidik gerhana akan lebih bagus jika menggunakan
lensa tele dengan panjang lebih dari 250 mm. Memfokuskan obyek pun cukup sulit
di malam hari sehingga saya harus melakukan beberapa kali percobaan untuk
mendapatkan fokus maksimal.
Bloodmoon 2018 (zoom) 2,5 detik / f/5.6 / ISO 800 / 135 mm (cropped with Adobe Photoshop) |
Syukur Alhamdulillah saya berhasil menjepret
momen langka gerhana bulan total 2018 ini. Ada dua versi pemotretan yang saya
gunakan, yakni mode landscape dan zoom. Selain fokus, pengaturan lain yang saya
lakukan di kedua versi itu adalah di exposure
time dan ISO.
Mars di Kiri dan Bulan di Kanan (zoom) 2,5 detik / f/5.6 / ISO 800 / 135 mm |
Salah satu hal paling spesial pada GBT 2018 ini
adalah adanya Planet Mars yang mendampingi bulan. Cahaya Mars yang lebih terang
dari bintang-bintang membuatnya turut bisa dijepret dengan cukup jelas dari
lensa kamera.
Sayangnya satu hal yang saya inginkan terjepret
di kamera saya pada malam hari itu tidak terwujud. Tidak ada satu pun bintang
jatuh yang saya dapatkan malam hari itu. Padahal jika terjepret, maka hasil
foto akan menjadi lebih menakjubkan. Namun tetap saja, malam itu Alhamdulillah keindahan GBT 2018 tetap
terdokumentasikan dengan baik.
Posting Komentar
Posting Komentar