Konten [Tampil]
Kemajuan dunia wisata di Indonesia memang begitu
pesat saat ini. Semakin majunya media sosial turut mengiringi pesatnya
pertumbuhan berbagai destinasi wisata yang bermunculan di sana-sini. Namun
ternyata tak semuanya destinasi yang ada berjaya. Ada beberapa destinasi yang
masa kejayaannya kini tinggal sejarah, salah satunya adalah Obyek Wisata Batu
Seribu.
Pintu Masuk Batu Seribu |
Menuju
Batu Seribu
Lokasi Batu Seribu
tepatnya berada di Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah. Rute termudah
menuju Batu Seribu awalnya sama dengan rute menuju GUNUNG SEPIKUL; salah satu
destinasi wisata faforit yang masih baru. Bedanya, perjalanan masih berlanjut
usai pertigaan yang mana jika belok kiri adalah arah menuju Gunung Sepikul.
Waktu tempuh dari Kota Surakarta adalah sekitar satu jam perjalanan.
Menjelang sampai, kondisi rute akan sedikit
menanjak dan menyempit. Letak dari Batu Seribu sendiri berada di lereng Bukit
Gajah Mungkur; puncak tertinggi dari jajaran pegunungan selatan yang memanjang.
Oleh karena itu medan pegunungan akan sedikit dilewati pengunjung yang akan berkunjung ke
sana.
Rute Pegunungan |
Sejarah
Obyek Wisata Batu Seribu
Meski namanya Batu
Seribu, daya tarik wisata utama di sini adalah kolam renang yang airnya langsung
diambil dari mata air. Nama Batu Seribu sendiri dipakai karena dulunya sebelum
dibuka sebagai obyek wisata, kawasan ini banyak terdapat bebatuan. Menurut
sesepuh masyarakat setempat yang juga membuka warung di kawasan ini, Obyek Wisata
Batu Seribu mulai dibuka seitar tahun 80-an pada masa pemerintahan Presiden
Suharto.
Kolam Renang Batu Seribu |
Dulunya Batu Seribu banyak dikunjungi oleh para
wisatawan yang ingin merasakan segarnya mandi dengan air langsung dari
mata air di tengah rimbunnya pepohonan. Fasilitas wisata di Batu Seribu pun
bukan hanya kolam renang, tersedia pula taman bermain dan gardu pandang untuk
menikmati pemandangan alam pegunungan. Bahkan tersedia pula joglo yang mana
sering diadakan pertunjukan dangdut di sana.
Kejayaan
yang tinggal kenangan
Sayangnya di tengah era
digital yang semakin memajukan sekor wisata sekarang ini, popularitas Batu
Seribu seakan tenggelam. Kini cerita tentang ramainya pengunjung di sini
tinggal ingatan masa lalu semata. Tidak lagi ada kunjungan ramai-ramai
rombongan wisatawan dari berbagai daerah seperti yang diceritakan sesepuh
masyarakat sekaligus pemilik salah satu warung di Batu Seribu ini.
Jalan Setapak yang Sudah Longsor |
Kondisi Obyek Wisata Batu Seribu sekarang ini
yang seakan tak terawat menjadi faktor penyebab minimnya kunjungan wisatawan. Meski
kolam renangnya masih cukup bersih serta terawat, kotor dan kumuh menjadi dua
kesan pertama yang muncul dalam benak begitu sampai di kawasan Batu Seribu. Bahkan
jalan setapak juga banyak yang rusak di beberapa bagian seperti longsor dan
terkikis sehingga menimbulkan kesulitan untuk melaluinya.
Kolam Renang yang Sedang Dikuras & Belakangnya Toilet |
Fasilitas seperti kamar mandi dan ruang ganti
pun juga tampak memprihatinkan karena jauh dari kesan bersih sehingga
melihatnya saja rasanya enggan untuk menggunakannya. Kondisi serupa juga dialami
oleh bagian lain dari kawasan Batu Seribu seperti taman bermain yang sekilas seperti
berada di kota mati. Beberapa permainan terlihat sudah berkarat dan rusak
sehingga tidak bisa dipakai lagi. Selain itu rerumputan di sekitarnya juga
sudah begitu tinggi.
Taman Bermain yang Tak Terawat |
Gardu pandang pun kini bagaikan bangunan tua di
tengah semak dan pepohonan. Keadaannya sudah tak lagi sempurna dengan karat dan
beberapa kerusakan pada bagiannya. Naik ke atas gardu pandangnya sekarang ini mungkin
terlalu berisiko karena kondisi tersebut membahayakan keselamatan. Bayangkan
saja andai gardu pandang tersebut tiba-tiba roboh saat dinaiki karena
konstruksinya yang sudah tua.
Gardu Pandang yang Tak Terawat |
Sementara itu joglo yang pada masa jayanya ramai
oleh pertunjukan dangdut kini nasibnya serupa dengan gardu pandang. Kondisi
sekarang bagaikan bangunan joglo tua di tengah hutan dengan beberapa bagiannya
yang sudah mulai rusak. Parahnya lagi, sekarang pengunjung joglo ini kebanyakan
adalah pasangan muda-mudi yang melakukan tindakan mesum.
Bangunan Joglo yang Juga Tak Terawat |
Legenda
Batu Seribu
Ternyata di balik
kondisi Batu Seribu yang memprihatinkan saat ini, terdapat legenda yang menarik
mengenai asal usul mata airnya. Kisah legenda ini diceritakan oleh seorang
nenek yang merupakan sesepuh desa dan pemilik salah satu warung di Batu Seribu.
Legenda ini juga ada hubungannya dengan dua makam yang dapat ditemui di kawasan
Batu Seribu.
Nenek Pemilik Warung yang Menjadi Narasumber |
Orang yang akan membuka kebun palawija tersebut
bernama Mbah Gatho. Saat sedang berusaha membuka lahan, tiba-tiba ia menemukan
sebutir telur. Ia pun langsung menyantapnya, tetapi ketika baru habis setengah,
tiba-tiba ia merasa haus dan kepanasan di sekujur tubuhnya. Tidak adanya air
membuatnya bingung dan kesulitan untuk meredakan panas di sekujur tubuhnya itu.
Petilasan/Makam Mbah Gatho & Mbok Lejar |
Ia kemudian mencabut pohon pacing dan tiba-tiba saja
air keluar dari dari bekas pohon tersebut. Air yang keluar semakin banyak
sehingga membentuk kolam besar. Karena rasa panas yang sudah tidak tertahankan
lagi, Mbah Gatho kemudian langsung menceburkan dirinya ke dalam kolam besar
tersebut.
Tak lama kemudian istri Mbah Gatho yaitu Mbok Lejar
datang untu mengantarkan makanan, tetapi dia hanya menemukan setengah telur
yang sudah dimakan suaminya tadi. Tiba-tiba saja dia mendengar suara suaminya
tanpa wujud. Suara tersebut berkata “Jika kamu masih ingin bersamaku, maka
makanlah setengah telur itu”. Mbok Lejar pun memakan telur tersebut dan
merasakan haus serta panas seperti yang dialami Mbah Gatho.
Panas yang tidak
tertahankan membuatnya turut menceburkan diri ke dalam kolam besar tempat mata
air memancar. Mengenai kelanjutan ceritanya termasuk jasad mereka berdua, tidak
ada yang mengetahuinya. Kini dua makam yang ada di kawasan Batu Seribu diyakini
adalah makam atau petilasan dari Mbah Gatho dan Mbok Lejar."
Potensi besar untuk berjaya kembali
Masa kejayaan Obyek
Wisata Batu Seribu memang sudah berakhir, namun bukan berarti sudah tidak ada harapan
untuk bangkit kembali. Sebenarnya Batu Seribu memiliki potensi besar untuk kembali berjaya,
terlebih di era media sosial sekarang ini. Potensi besar tersebut bahkan sudah
bisa ditemukan sedari pintu masuknya yang berbentuk ular naga raksasa sehingga
memunculkan kesan unik.
Selain itu konsep kolam renang di tengah alam
sendiri memang sangat bagus, mengingat dulunya banyak pengunjung yang datang
kemari. Oleh karena itu perbaikan, penataan kembali, dan pengelolaan kebersihan
mutlak harus dilakukan oleh pihak terkait untuk kembali menghidupkan Obyek
Wisata Batu Seribu ini. Tentu tidak hanya di kawasan kolam, tetapi juga di area
taman bermain, gardu pandang, dan juga joglo.
Pintu Masuk Batu Seribu Berbentuk Naga |
Info
Tiket
masuk
Rp3.000,00
Tarif
parkir
Rp2.000,00
Jam
buka
08.00
WIB – 17.00 WIB
Fasilitas:
Area
parkir (motor-mobil), kolam renang, toilet, kamar mandi, ruang ganti, warung
makan
Waktu
kunjungan terbaik:
Selama jam buka dan
cuaca cerah
3 komentar
huuu itu legendanya menarik banget loh
btw, pengelolanya masih secara pribadi ya?
harusnya sih bisa diambil dispar dan pemkab
yang dijual ya kolam renang, dan keunikan legendanya sih
Reply
hanya memang akses yg sangat jauh masuk kedalam alas2, jauh dr keramaian hanya cocok diminati petualang, kurang ramah kalau jadi objek wisata keluarga
Posting Komentar