Konten [Tampil]
Kabupaten Grobogan terletak di Provinsi Jawa
Tengah dengan ibu kota kabupatennya di Purwodadi. Kabupaten ini merupakan
kabupaten terluas kedua di Jawa Tengah dengan luas 1.975.865 km2
setelah Kabupaten Cilacap. Bicara mengenai wisata, mungkin Kabupaten
Grobogan belum seterkenal Yogyakarta maupun daerah-daerah lain yang
mengandalkan sektor wisata sebagai salah satu pilar perekonomiannya. Meskipun
demikian Kabupaten Grobogan memiliki obyek wisata bernama Bledug Kuwu yang
merupakan jenis obyek wisata langka di Indonesia.
Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah |
Menuju Bledug Kuwu
Bledug
Kuwu tepatnya terletak di Desa Kuwu, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan,
Provinsi Jawa Tengah. Jarak tempuh dari Kota Surakarta adalah sekitar 87,5
kilometer dengan rute termudah yaitu:
Solo - Bledug Kuwu |
- Ambil arah melalui Jalan Raya Solo-Purwodadi.
Jalan Raya Solo-Purwodadi |
- Terus ikuti jalan utama tersebut sejauh sekitar 61 kilometer hingga dijumpai sebuah gapura bertuliskan “Grobogan Bersemi”.
Gapura Grobogan Bersemi |
- Belok kanan pada perempatan lampu merah pertama setelah gapura tersebut.
- Lurus mengikuti jalan tersebut sejauh sekitar 23 kilometer hingga mentok di sebuah pertigaan.
Lurus Ikuti Jalan |
- Ambil arah kiri di pertigaan tersebut. Cukup lurus saja ikuti jalan tersebut maka nantinya di kiri jalan kawasan Bledug Kuwu sudah terlihat.
Sampai di Bledug Kuwu |
Pintu masuk menuju
Bledug Kuwu ada di pinggir jalan sehingga tidak sulit untuk ditemukan. Kawasan
parkir yang ada pun sudah memadai baik untuk sepeda motor sampai bus besar.
Tarif parkir dan harga tiket masuk juga tidaklah mahal sehingga pengunjung
tidak perlu khawatir akan budget yang harus dipersiapkan.
Bledug Kuwu
Jika mendengar
mengenai “Semburan Lumpur Lapindo”, maka sebagian besar masyarakat tentunya
sudah sangat familiar dengan semburan lumpur yang sempat menghebohkan media
masa pada awal kemunculannya di tahun 2006 silam. Saat itu kesalahan prosedur
pengeboran oleh PT. Lapindo Brantas telah menyebabkan semburan lumpur yang kini
telah menenggelamkan area cukup luas di sekitarnya.
Semburan Lumpur Lapindo
Sumber Foto: https://news.idntimes.com/indonesia/erwanto/perubahan-yang-terjadi-setelah-10-tahun-lapindo
Jauh sebelum kemunculan Semburan Lumpur Lapindo
di Sidoarjo, ternyata di Kabupaten Grobogan sudah ada semburan lumpur serupa di
Bledug Kuwu. Tentunya semburan lumpur di Bledug Kuwu tidak menimbulkan kerugian
bagi masyarakat sekitar karena intensitas semburan lumpurnya yang lebih kecil.
Bahkan Bledug Kuwu malah mendatangkan manfaat bagi Kabupaten Grobogan karena
dapat dimanfaatkan sebagai obyek wisata.
Kawasan Bledug Kuwu |
Nama “Bledug Kuwu” berasal dari “Bledug” yang
diambil dari Bahasa Jawa bermakna “Letupan”, sedangkan “Kuwu” adalah nama desa
lokasinya. Seperti namanya, letupan-letupan lumpur disertai gas senantiasa
terjadi di Bledug Kuwu dengan ketinggian rata-rata 2-3 meter karena memang
merupakan kawah lumpur (mud volcano).
Letupan kawah yang besar berada di kawah utamanya yang terlihat jelas dari
pintu masuk. Menurut petugas di sana, letusan kawah biasanya besar-besarnya di
musim penghujan saat kondisi lumpur menjadi lebih lunak karena hujan.
Letupan Kawah Bledug Kuwu |
Kawah lumpur tersebut merupakan endapan lumpur
tebal dan juga terdapat akumulasi kandungan gas di dalamnya sehingga membentuk
ruangan yang tebal dan luas di dalamnya. Selain lumpur dan gas, letupan Bledug
Kuwu juga turut mengeluarkan kandungan air bercampur garam. Air asin yang ikut
keluar tersebut memunculkan mitos bahwa Bledug Kuwu terhubung dengan laut; baik
itu laut utara atau selatan Jawa.
Letupan Kawah Bledug Kuwu |
Petani Garam di Bledug Kuwu
Selain membawa
manfaat di bidang pariwisata, ternyata keberadaan Bledug Kuwu juga memberi
manfaat bagi para petani garam yang lazimnya terdapat di pinggir pantai.
Kandungan air bercampur garam yang turut keluar dari kawah lumpur ternyata
dapat dimanfaatkan untuk membuat garam. Lokasi petani garam agak terpisah dari
lokasi letupan, namun tidak begitu jauh sehingga bisa ditempuh dengan berjalan
kaki. Sudah ada plang penunjuk jalan yang menunjukkan lokasi petani garam
tersebut.
Petani Garam Bledug Kuwu |
Metode yang digunakan oleh para petani garam di
Bledug Kuwu terbilang klasik dan sederhana. Mereka mengalirkan air dari kawah
dengan membuat saluran air sederhana sehingga air akan berkumpul di dekat
mereka. Air pun kemudian diambil dan dituangkan di bilah-bilah bambu yang
dibelah menjadi dua. Air di bilah bambu tersebut kemudian dijemur di bawah
teriknya matahari dan bila sudah kering maka garam yang tertinggal dikumpulkan
menjadi satu di sebuah kendi.
Garam Bledug Kuwu |
Jika pengunjung ingin mengambil foto, maka tarif
yang dikenakan yaitu Rp5.000,00. Hitung-hitung beramal untuk membantu
perekonomian para petani garam tersebut. Jika ingin mewawancarai secara
eksklusif, lebih baik untuk memberikan lebih sebagai ganti waktu bekerja mereka
yang terbuang karena diwawancarai. Garam khas Bledug Kuwu ini bisa dibeli di
sekitar pintu masuk sebagai suvenir untuk dibawa pulang.
Legenda Bledug Kuwu
Bledug Kuwu sendiri
memiliki legenda yang menarik. Konon katanya lubang kawah yang meletup tersebut
merupakan bekas jalan bawah tanah Jaka Linglung dengan berwujud seekor naga. Jaka
Linglung adalah anak dari Prabu Aji Saka yang mana karena wujudnya adalah
seekor naga, maka Jaka Linglung harus melaksanakan tugas ayahnya agar dapat
diakui sebagai anak.
Lubang Bekas Naga? |
Tugas yang diberikan Aji Saka kepada Jaka
Linglung adalah mengalahkan Prabu Dewatacengkar yang berbuat keonaran di laut
selatan. Jaka Linglung kemudian menyanggupi permintaan ayahnya dan pergi ke
laut selatan untuk mengalahkan Prabu Dewatacengkar lewat bawah tanah. Jaka
Linglung pun berhasil dan akhirnya mendapat pengakuan sebagai anak oleh
ayahnya; Prabu Aji Saka.
Info
Jam Buka:
07.00 – 18.00 WIB
Tiket Masuk
Rp5.000,00
Tarif Parkir
Rp2.000,00 (Sepeda Motor)
Tarif Foto Petani Garam
Rp5.000,00
Fasilitas
Warung makan, toilet,
mushalla, gazebo, penjual suvenir, area parkir
Jam Kunjungan Terbaik
Selama jam buka asalkan tidak hujan
Jam Kunjungan Terbaik
Selama jam buka asalkan tidak hujan
Posting Komentar
Posting Komentar