Konten [Tampil]
Melihat jauh ke arah ujung barat kaki langit
dari Yogyakarta, maka akan terlihat rangkaian pegunungan yang memanjang dari
arah selatan ke utara. Pegunungan bernama Menoreh tersebut seakan menjadi
dinding raksasa yang memagari sisi barat Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Tidak
hanya merupakan pegunungan biasa saja, namun Menoreh juga menyimpan berbagai
pesona di sekitarnya. PESONA WISATA ALAM KALIBIRU mungkin sudah menjadi salah
satu destinasi wisata terkenal di lereng Pegunungan Menoreh, akan tetapi masih
banyak destinasi-destinasi wisata lain yang tersebar di luasnya hamparan hijau
Menoreh.
Salah satu destinasi wisata yang menarik di
kawasan Pegunungan Menoreh kali ini berbeda dengan WISATA KALIBIRU yang
menawarkan panorama alam dan Waduk Sermo dari ketinggian. Kali ini pesona
keeksotisan tersebut berada puluhan meter di dalam bumi berupa lorong goa yang
bernama Goa Seplawan. Lokasi Goa Seplawan masih berada di hamparan luasnya
Pegunungan Menoreh tepat di perbatasan antara Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah.
MENUJU GOA SEPLAWAN
Goa Seplawan tepatnya
berlokasi di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo, Provinsi
Jawa Tengah. Waktu tempuh dari Kota Yogyakarta sekitar 60 menit melalui Jalan
Godean (barat tugu Jogja) terus ke arah barat hingga Jalan Raya Kaligesing yang
berada di kawasan Pegunungan Menoreh.
Menuju Goa Seplawan
Cukup ikuti jalan utama tersebut hingga
sampai ke Goa Kiskendo, maka akan terdapat petunjuk arah menuju Goa Seplawan.
Perlu diperhatikan bahwa kondisi jalanan cukup menanjak sehingga dibutuhkan
kondisi kendaraan yang cukup kuat melewati tanjakan. Kawasan Goa Seplawan sendiri terletak sekitar 700 meter di atas permukaan laut.
GARDU PANDANG DAN BUKIT LOKA
Tiket masuk ke
kawasan Goa Seplawan sangatlah terjangkau. Hanya perlu membayar Rp4.000,00
untuk tiket masuk dan Rp2.000,00 saja untuk parkir motor tentu tidak akan
terlalu membebani pengunjung.
Gardu Pandang Kawasan Goa Seplawan
Kawasan Goa Seplawan tidak hanya menawarkan
atraksi wisata goa saja karena terdapat sebuah gardu pandang yang menyajikan
pemandangan hamparan luas Yogyakarta di sebelah Tenggara dan Selatan. Waduk
Sermo tampak kecil dari gardu pandang ini, bahkan pemandangan pantai selatan
juga turut terlihat dengan garis putih memanjang yang merupakan ombak pantai
selatan.
Waduk Sermo dan Samudera Hindia
Terdapat pula sebuah bukit yang dapat didaki
hingga puncaknya yaitu Bukit Loka. Hanya memerlukan waktu 5 menit saja untuk
sampai ke puncaknya dan juga medannya yang mudah untuk dilalui sehingga
pengunjung tidak perlu khawatir lagi.
Pemandangan menjadi lebih terbuka lagi setibanya
di puncak bukit karena letaknya yang memang lebih tinggi daripada gardu pandang
sebelumnya. Pengunjung bisa berfoto dengan latar belakang yang memesona di spot
foto yang terdapat di puncak Bukit Loka.
Panorama dari Puncak Bukit Loka
GOA SEPLAWAN
Cukup berjalan lurus
dari area parkir untuk sampai di Goa Seplawan. Nantinya akan ditemukan sebuah replika
arca emas dan tulisan “Goa Seplawan”. Memang pada tanggal 15 Agustus 1979 telah
ditemukan sepasang arca emas 22 karat setinggi 9 cm dan berat 1,5 kg di dalam
Goa Seplawan. Arca emas tersebut adalah Dewa Siwa dan Dewi Parwati yang aslinya
kini berada di Museum Nasional, sementara patung emas di kawasan Goa Seplawan adalah
replikanya dengan ukuran lebih besar. Tentunya hal tersebut untuk menjadikannya
sebagai spot foto yang bagus bagi para pengunjung.
Replika Arca Emas Goa Seplawan
Pintu masuk goa sudah mulai terlihat usai
melewati replika patung emas tersebut. Ada 2 pintu masuk; yang paling mencolok
adalah sebuah tangga melingkar berwarna hijau di tengah luasnya lembah taman. Tangga
melingkar tersebut tidaklah terlalu dalam, hanya beberapa meter saja melangkah
maka tibalah di mulut Goa Seplawan.
Tangga Melingkar ke Dalam Bumi
Terdapat 2 percabangan jalan setelah menuruni
tangga melingkar; yang satu menuju kawasan wisata, sementara satu lagi menuju
tempat bertapa. Jelas jalur wisata adalah untuk para wisatawan dan jalur
pertapaan adalah untuk mereka yang ingin bersemedi di Goa Seplawan. Pada
malam-malam tertentu seperti malam 1 suro banyak pengunjung yang datang untuk
bermeditasi.
Dasar Tangga Melingkar
Perjalanan menyusuri lorong goa yang alami pun
dimulai. Tidak perlu khawatir karena sarana penerangan sudah disediakan oleh
pihak pengelola sehingga jalan cukup terang. Beberapa puluh meter melangkah,
maka pengunjung yang mengenakan sepatu harus meninggalkan sepatunya di tempat
penitipan karena selanjutnya perjalanan akan melalui sungai bawah tanah. Oleh
karena itu akan sangat lebih baik apabila pengunjung Goa Seplawan mengenakan
sandal gunung sehingga bisa tetap dikenakan meskipun harus melewati sungai bawah
tanah.
Sungai Bawah Tanah Goa Seplawan
Perjalanan langsung dihadapkan dengan sungai
bawah tanah setelah tempat penitipan sepatu. Tenang saja karena sungai bawah
tanah tersebut tidaklah dalam; yang terdalam hanyalah sedalam 50 cm saja.
Meskipun demikian, sensasi melewati sungai bawah tanah tetaplah terasa seru
dengan suara gemericik dan juga aliran airnya yang mengalir perlahan.
Perjalanan juga semakin seru karena pengunjung harus melewati celah yang
langit-langitnya cukup rendah sehingga harus membungkuk dan tentunya juga harus
berhati-hati agar kepala tidak terbentur stalaktit di langit-langit goa.
Awas Kepala
Sungai bawah tanah masih menjadi medan yang
harus dilalui selanjutnya. Ukiran dinding goa yang dibentuk oleh alam merupakan
karya agung Allah SWT yang bisa ditemui di sepanjang perjalanan di dalam bumi.
Ukiran Alam
Terus berjalan maka akan ditemui sebuah plang penunjuk jalan yang mengarah ke “Sendang
Wening”. Konon air Sendang Wening tersebut dapat membuat wajah orang yang
mencuci muka dengan airnya menjadi awet muda. Entah percaya atau tidak, tetapi air yang digunakan untuk mencuci muka memang sangat menyegarkan.
Menuju Sendang Wening
Terus berjalan maka akan dijumpai semacam jeram
mini yang aliran airnya lebih deras daripada sebelumnya. Meskipun deras, tetapi
aliran tersebut masih aman untuk dilalui; yang jelas pengunjung tetap harus
berhati-hati agar jangan sampai terpeleset. Selanjutnya perjalanan akan mulai
meninggalkan sungai bawah tanah dan berbelok ke arah kiri. Tepat di belokan ini
adalah tempat ditemukannya 2 arca emas pada tahun 1979 silam dan jika lurus
maka ada lokasi bernama “Candi Sewu”. Memang namanya adalah candi, akan tetapi
tempat tersebut bukanlah berisi candi pada umumnya, melainkan berisi ribuan
stalaktit yang sejak dulu diciptakan oleh alam. Lokasi tersebut tidak dibuka
untuk wisata untuk menjaga kelestarian stalaktit yang ada.
Jeram Mini Bawah Tanah
Perjalanan memang sudah tidak lagi melewati
sungai bawah tanah, akan tetapi bukan berarti pesona eksotisme Goa Seplawan
sudah berakhir. Rute selanjutnya melewati medan tanah berlumpur yang cukup
licin jika harus dilalui dengan kaki. Kondisi semakin sulit dengan medan yang
sedikit miring. Oleh karena itu alangkah beruntungnya pengunjung yang
mengenakan sandal gunung karena membuat pijakan menjadi tidak licin.
Rute Tanah Berlumpur
Pesona keunikan Goa Seplawan setelah sungai
bawah tanahnya dapat ditemukan beberapa puluh meter ke depan. Keunikan kali ini
terletak di langit-langit goa setinggi puluhan meter. Terdapat ukiran berbentuk
semacam telapak kaki di langit-langit tersebut. Entah apa atau siapa yang telah
membuat ukiran tersebut terlebih letaknya di langit-langit yang sulit untuk
dijangkau.
Ukiran Telapak Kaki
Ujung dari perjalanan sudah semakin dekat usai
melewati ukiran berentuk tangan di langit-langit tadi. Rute masih sama seperti
sebelumnya dengan dinding goa yang pesonanya tiada henti membuat kagum akan
kekuatan alam di masa lampau sehingga terciptalah ukiran seperti itu.
Semakin Dalam
Akhirnya tibalah perjalanan di ujung jalan.
Bukan ujung goa karena sebenarnya lorong Goa Seplawan masih sangat panjang,
akan tetapi untuk mencapainya harus menuruni jurang yang sangat dalam dari
ujung jalur wisata.
Ujung Jalan
Plang bertuliskan “STOP” menjadi penanda akhir jalur wisata
Goa Seplawan dan di belakangnya menganga jurang yang sangat dalam. Menurut
petugas, terdapat sebuah danau bawah tanah jauh di dalam bumi dengan kondisi
yang begitu sunyi. Diperkirakan Goa Seplawan terus berlanjut hingga ke laut
selatan.
Jurang Menganga di Ujung Jalan
Tepat di atas ujung jalan ini terdapat tulisan Jawa yang konon merupakan asal-usul nama Seplawan. Jika dieja maka tulisan Jawa tersebut bertuliskan Bahasa Sansekerta "Saplu Wan" yang mana jika diterjemahkan ke Bahasa Indonesia berarti "Plu: Murni/Suci", sedangkan "Wan: orang". Arti lengkapnya Goa Seplawan adalah pertapaan orang suci. Kembali pertanyaan pastilah muncul bagaimana caranya tulisan Jawa tersebut ditulis di langit-langit goa yang sulit dijangkau.
Tulisan Jawa di Langit-langit Goa
Tidak ada jalan keluar lain selain jalan yang
digunakan untuk masuk tadi sehingga pengunjung harus kembali lagi melewati rute
sungai bawah tanah sebelumnya untuk kembali. Waktu tempuh dari pintu masuk goa
hingga kembali lagi memakan waktu sekitar satu jam dengan berjalan kaki. Cahaya
matahari akan bisa kembali dinikmati setelah sampai kembali di pintu masuk goa.
INFORMASI
Jam Buka:
08.00 WIB - 16.00 WIB
Tiket Masuk:
Rp4.000,00
Tiket Parkir:
Rp2.000,00
Fasilitas:
Tempat Parkir, Toilet, Mushalla, Gardu Pandang, Warung Makan, Toko Suvenir
Waktu kunjungan terbaik:
Siang hari atau pagi hari jika tidak hujan
Perhatian (WAJIB BACA..!!!) :
Posting Komentar
Posting Komentar