Konten [Tampil]
Postingan kali ini agaknya masih berhubungan
dengan dua postingan saya sebelumnya; pertama yaitu menggambarkan mengenai keindahan rute antara Kabupaten
Magelang dan Kabupaten Boyolali yang berada di antara Merapi dan Merbabu. Postingan
kedua berisi laporan saya mengenai keadaan jalan tembus tersebut yang rusak parah
karena aktivitas penambangan pasir ilegal di tahun 2016 silam. Selengkapnya silakan klik link berikut:
Bulan Februari 2017 ini saya kembali untuk sekian
kalinya melalui jalan tembus tersebut saat akan kembali ke Kota Solo. Tentu
harapan tinggi ada dalam benak saya agar kali ini jalan yang dilalui sudah jauh
lebih baik daripada saat terakhir kali melewatinya. Kali ini pula rute yang saya ambil sedikit berbeda, meski pun tetap melewati jalan penghubung antara
Kabupaten Magelang dengan Kabupaten Boyolali tersebut.
Dari Muntilan
Pagi itu di hari
Sabtu tanggal 18 Februari 2017, cuaca tidak terlalu cerah. Sebuah sesuatu yang
wajar karena memang langit pada musim hujan tentu saja akrab dengan awan dan
mendung. Pagi yang cukup berawan, akan tetapi Alhamdulillah pagi itu tidak turun hujan saat saya mulai memacu motor
Fit-S tua kesayangan melintasi Jalan Magelang menuju utara. Tujuan pertama saya bukanlah langsung menuju jalan lintas Magelang-Boyolali, melainkan Kota
Muntilan. Menuju jalan tembus tersebut memang melewati Kota Muntilan, akan
tetapi saat itu memang saya sedang ada urusan dengan calon istri.. hehe Aaamiiin…
Calon Istri saia:
Waktu menunjukkan sekitar pukul 07.00 WIB saat
saya mulai memacu motor saya melintasi Jalan Talun yang berada di utara BKK Muntilan.
Cukup turus mengikuti jalan tersebut seperti rute yang saya ambil sebelumnya,
hanya saja kali ini saya tetap mengambil arah timur dan bukan melewati sebuah
jembatan baja yang mana nantinya akan melalui Ketep Pass. Saat itu bisa
dibilang saya melakukan spekulasi karena sebelumnya belum pernah melalui jalan
tersebut. Hanya ada plang kecil di pinggir jalan yang bertuliskan bahwa jalur
tersebut adalah jalan tembus Magelang-Boyolali.
Jembatan Menuju Merapi-Merbabu
Beruntung karena jalan tersebut tidaklah membingungkan
meskipun berkelok. Hanya ada satu jalan utama yang cukup jelas untuk diikuti.
Plang penunjuk jalan pun senantiasa terpasang di pinggir jalan jika ada
persimpangan. Kondisi jalan juga cukup baik, meskipun ada juga yang keadaannya
sudah lumayan rusak, dan tanjakan yang ada tidak setinggi jika melewati Ketep
Pass.
Melewati Tanggul
Keadaan alam sekitar jalan juga begitu asri dengan pemandangan yang indah.
Berkendara di jalur ini sempat melewati sebuah tanggul yang melintasi sebuah
sungai yang berbatu dari hulunya di Merapi.
Melewati Tanggul
Akhirnya jalan ini akan sampai di jalur utama
yaitu Jalan Boyolali-Magelang yang ada di Jrakah dengan keadaan jalan yang
tidak terlalu parah. Ternyata tidak terasa perjalanan sudah memasuki Kabupaten
Boyolali, cukup cepat tentunya, atau mungkin perjalanan menjadi tidak terasa
jauh karena melewati jalan yang baru. Saya terus saja melaju ke arah timur yang
nantinya akan melewati Kecamatan Selo-Cepogo-Kota Boyolali-Kota Solo.
Kembali ke Jalan Utama
Tanjakan Terjal Menuju
Gancik
Rencana manusia
memang tidak selalu berjalan lancar, termasuk rencana saya tadi karena Allah SWT
berkehendak lain. Saat perjalanan saya sampai di Kecamatan Selo tepatnya sebelah
barat SMP Negeri 1 Selo, terdapat sebuah gapura unik yang menarik perhatian dan
juga tulisan “Gancik” di sekitarnya. Tentu hal tersebut menimbulkan rasa
penasaran dari lubuk hati sehingga laju Fit-S milik sayapun berbelok memasuki
gapura tersebut.
Gapura Menuju Gancik
Jalan yang saya lalui usai memasuki gapura
tersebut searah dengan jalan menuju base camp Gunung Merbabu via Selo. Tanjakan
cukup terjal harus saya lalui yang membuat motor Fit-S agak kepayahan karena
memang setelannya bukan untuk dataran tinggi. Cukup mengikuti jalan menanjak
tersebut maka akan dijumpai loket retribusi. Tarif untuk hanya menikmati Puncak
Bukit Gancik hanya Rp7.000,00 saja. Perjalanan masih berlanjut usai loket
retribusi, selanjutnya akan dijumpai sebuah pertigaan yang mana jika belok
kanan adalah arah menuju base camp Selo, maka arah yang diambil adalah kiri.
Sudah banyak tersedia plang penunjuk arah bertuliskan “Gancik”.
Jalur Selebar 1 Meter
Rute selanjutnya semakin menyusahkan terutama
setelah meninggalkan perkampungan penduduk dan memasuki area perkebunan. Jalur
tidak hanya menjadi sempit dengan lebar satu meter saja, akan tetapi tanjakan
juga semakin menjadi-jadi. Kondisi kendaraan haruslah prima untuk melaluinya.
Tidak jarang pengunjung gagal mencapai Gancik karena kendaraan yang tidak kuat
melewati tanjakan. Jika masih kurang parah, pengunjung masih harus bersimpangan
dengan pengguna jalan lainnya di jalan selebar satu meter tersebut, yang paling
parah adalah saat bersimpangan dengan motor warga setempat bermuatan rumput
sehingga memakan jalan.
Jalur yang Lumayan Ngeri
Menjelang puncak Bukit Gancik, tanjakan semakin
menjadi-jadi. Bahkan saya harus menggunakan kaki untuk membantu motor Fit-S tetap
melaju melewati tanjakan tersebut. Akhirnya setelah melewati tanjakan terjal
tibalah saya di puncak Bukit Gancik. Deretan bangunan dan gardu pandang yang
terbuat dari kayu dan bambu tampak bagaikan sebuah taman bermain di ketinggian.
Sebuah tulisan besar “Gancik Hill Top” akan menyambut pengunjung maupun pendaki
usai melewati tanjakan yang melelahkan sekaligus menyeramkan. Pendaki..? Iya
benar karena puncak Bukit Gancik juga merupakan jalur pendakian ke Merbabu yang
nanti akan bertemu di pos III jalur Selo.
Gancik Hill Top
Pemandangan alam dari puncak Bukit Gancik begitu
menawan. Hamparan hijau hutan dan perkebunan penduduk seakan menyatu serasi
dengan rumah-rumah yang terlihat kecil bagaikan mainan.
What an Epic View
Sementara itu pemandangan di sisi utara juga begitu
memesona yaitu Gunung Merapi yang terlihat begitu dekat. Apabila cuaca cerah,
maka pemandangan tentu akan semakin cantik tanpa terhalang oleh awan atau pun
kabut. Tempat ini sangat cocok untuk menjadi spot berburu matahari terbit.
Merapi yang Berselimut Kenangan.. Eh.., Awan..
Kembali Pulang
Usai puas menjelajah
puncak Bukit Gancik maka saatnya perjalanan kembali dilanjutkan untuk kembali
pulang. Jika saat berangkat perjalanan melewati tanjakan yang begitu terjal,
maka saat kembali otomatis akan melewati turunan yang curam. Oleh karena itu
peran rem sangatlah vital saat melalui turunan curam tersebut. Jika rem sampai
blong, maka bisa-bisa perjalanan akan berakhir dengan terperosok jatuh ke
jurang.
Jalan Selo-Boyolali yang Sudah Muluss
Syukur Alhamdulillah
karena akhirnya saya bisa sampai kembali ke jalan utama Boyolali-Magelang
kembali. Motor Fit-S yang saya kendarai pun kembali melaju melintasi jalan
tersebut ke arah timut menuju Kota Surakarta. Kondisi jalan dari Kecamatan Selo
hingga Cepogo kini sudah mulus dengan cor. Terima kasih kepada Bapak Gubernur
Jawa Tengah; H. Ganjar Pranowo, S.H, M.IP dan Dinas Bina Marga
Provinsi Jawa Tengah yang telah memperbaiki jalur wisata tersebut. JATENG GAYENG...!
Info
Tarif masuk:
Rp7.000,00
Parkir:
-
Fasilitas:
Warung makan
Jam buka:
-
Waktu kunjungan terbaik:
Pagi hari
Info
Tarif masuk:
Rp7.000,00
Parkir:
-
Fasilitas:
Warung makan
Jam buka:
-
Waktu kunjungan terbaik:
Pagi hari
Bonus:
Posting Komentar
Posting Komentar