Konten [Tampil]
Peran waduk dalam kehidupan masyarakat Indonesia
memang begitu penting. Selain sebagai negara maritim dengan luas wilayah
lautnya, Indonesia juga merupakan negara agraris dengan kondisi tanahnya yang subur
untuk pertanian. Kehadiran waduk tentu penting dalam hal pertanian yaitu untuk
keperluan pengairan lahan. Masih banyak manfaat lain dari waduk, salah satunya
adalah untuk keperluan pembangkit listrik tenaga air (PLTA). Waduk-waduk besar
seperti Gajah Mungkur di Jawa Tengah dan Jatiluhur di Jawa Barat merupakan 2
contoh waduk yang juga dimanfaatkan untuk keperluan PLTA.
Salah satu dari sekian banyak waduk yang ada di
Indonesia adalah Waduk Lalung. Waduk ini memang tidak seterkenal Waduk
Jatiluhur atau Waduk Gajahmungkur karena memang tidak begitu luas, akan
tetapi tetap saja Waduk Lalung memiliki pesonanya tersendiri. Waduk Lalung
terletak di Kelurahan Lalung, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.
Menuju Waduk Lalung
Letak Waduk Lalung
tidaklah jauh dari Kota Surakarta. Hanya berjarak sekitar 15-16 kilometer dari
Balai Kota Surakarta dengan jarak tempuh kurang-lebih 30 menit saja, perjalanan
menuju Waduk Lalung juga tidaklah sulit. Rute paling mudah untuk menuju Waduk
Lalung adalah melewati Jalan Raya Solo-Tawangmangu yang merupakan jalan utama menuju
Tawangmangu. Berikut ini adalah detail perjalanan jika melewati Jalan Raya
Solo-Tawangmangu.
- Rute yang harus diambil adalah melalui daerah Palur yang juga merupakan jalur utama menuju Jawa Timur.
- Sesampainya di fly over Palur, ambil rute melewati fly over tersebut ke arah timur yang mana jika belok kiri atau utara adalah jalur utama menuju Jawa Timur.
- Ikuti terus Jalan Raya Solo-Tawangmangu tersebut hingga sampai Kota Karanganyar.
- Sesampainya di Kota Karanganyar, tetap ikuti jalan utama tersebut hingga nanti sampai Taman Pancasila di kanan (selatan) jalan.
Balai Kota Surakarta-Taman Pancasila Karanganyar
- Temukan pertigaan di belakan Taman Pancasila, perjalanan dilanjutkan dengan menyusuri Jalan Sukoharjo-Karanganyar terus ke arah selatan sepanjang 3 kilometer.
Taman Pancasila Karangayar
Setelah melaju sejauh 3 kilometer, fokus ke
kanan (barat) jalan. Akan ada sebuah waduk di pinggir Jalan
Sukoharjo-Karanganyar yang mana merupakan Waduk Lalung.
Taman Pancasila Karanganyar-Waduk Lalung
Waduk Lalung
Waduk Lalung memiliki
luas 7394 hektar dan daya tampung air yang mencapai 5 juta meter kubik. Waduk
ini dibangun pada masa pemerintahan kolonial Belanda tahun 1940 dan selesai
tahun 1942 dengan pengerjaan dilakukan oleh masyarakat sekitar yang menurut
kaum kolonial disebut sebagai inlander.
Sebenarnya pembangunan waduk yang sumber airnya berasal dari Sungai Jetis ini masih
belum selesai pada saat itu, akan tetapi Jepang terlebih dahulu menduduki
daerah ini sehingga pemerintah kolonial Belanda tidak dapat menuntaskan
pengerjaan hingga selesai.
Waduk Lalung; Karanganyar, Jawa Tengah
Usai kemerdekaan Republik Indonesia, Waduk Lalung
mengalami beberapa kali renovasi, salah satunya adalah penguatan tanggul agar
tidak mudah jebol sehingga kini tanggul yang mengelilingi waduk bisa dilalui
oleh sepeda motor. Dulunya area Waduk Lalung merupakan sebuah perkampungan
penduduk yang terletak di cekungan. Pembangunannya sendiri bertujuan agar
masyarakat di wilayah kekuasaan kolonial Belanda tidak kekurangan air untuk
pertanian. Jika air sedang surut saat musim kemarau panjang, terlihat bekas
pohon besar yang berlumut di dasar waduk.
Di Atas Tanggul Waduk Lalung
Kehadiran Waduk Lalung sangat terlihat
manfaatnya dengan suburnya lahan pertanian di sekitarnya. Selain bermanfaat
untuk pengairan, Waduk Lalung juga dimanfaatkan untuk bidang perikanan dan pariwisata.
Setiap sore di sekitar waduk sering kali dikunjungi banyak orang untuk
bersantai di tepian waduk atau berjogging di atas tanggul yang mengelilinginya.
Banyak pula masyarakat yang memancing ikan di Waduk Lalung ini.
Tambak Ikan
Golek Iwak
Waktu terbaik untuk mengunjungi Waduk Lalung
adalah pada pagi hari dan menjelang petang. Matahari terbit dan terbenam dapat
disaksikan dari waduk ini. Saat terbit, indahnya matahari seakan semakin
mempesona dengan Gunung Lawu yang berdiri tegak di sisi timur. Saat tenggelam,
matahari seakan memancarkan sinar kedamaiannya bersandingan dengan Gunung
Merapi dan Merbabu yang berdiri sejajar di langit barat. Sebenarnya jika
benar-benar dikembangkan, Waduk Lalung bisa menjadi destinasi wisata andalan
Kabupaten Karanganyar.
Kisah Misteri Waduk Lalung
Waduk Lalung menyimpan
cerita mistis tersendiri. Kisah yang sempat membuat gempar terjadi pada tahun
2012 silam. Sebuah cerita yang tentunya tidak bisa dinalar ini adalah seorang
pemuda bernama Suprapto, warga Jaten Karanganyar yang dikabarkan nyaris
menikahi “HANTU” bernama Sri Wahyuningsih. Singkatnya Suprapto mengenal Sri
Wahyuningsih pada sebuah acara pasar malam yang diadakan di sekitar Waduk
Lalung. Keduanya sempat menjalani masa pacaran dan semuanya berjalan normal
seperti biasa.
Hingga akhirnya saat Suprapto hendak melamar Sri
Wahyuningsih dengan membawa serta keluarga ke kediamannya, ternyata alamat yang
diberikan oleh Sri Wahyuningsih hanya berupa sebuah pohon dengan sumur di
bawahnya. Warga setempat menyebutnya Sendang Sumur Bandung atau Petilasan Nyai
Dewi Sri. Warga pun menduga bahwa Sri adalah peri penunggu sendang tersebut.
Nyai Dewi Sri sendiri menurut legenda yang beredar adalah istri Kiai Sekar Gadung Kenongo yang hidup 900
tahun yang lalu.
Tanggul Waduk Lalung
Cerita mistis Waduk Lalung lainnya terletak di
pohon yang berada di tengah waduk. Konon katanya pohon tersebut adalah rumah
dari Mbah Gento. Tentu Mbah Gento bukanlah manusia, tetapi jin yang kebetulan
hidup di Waduk Lalung. Terdapat pula sebuah pohon beringin di tengah SD Negeri
2 Lalung; barat Waduk Lalung yang konon merupakan jalan akses menuju kerajaan
ghaib Waduk Lalung. Entah benar atau tidaknya, kita haruslah tetap percaya
bahwa kuasa tertinggi berada di tangan Tuhan Yang Maha Esa.
Gunung Merbabu
INFO
Jam Buka
-
Tarif Masuk
-
Tarif Parkir
-
Fasilitas
-
Waktu Kunjungan Terbaik
Pagi hari/sore hari saat cuaca cerah
INFO
Jam Buka
-
Tarif Masuk
-
Tarif Parkir
-
Fasilitas
-
Waktu Kunjungan Terbaik
Pagi hari/sore hari saat cuaca cerah
Posting Komentar
Posting Komentar