Konten [Tampil]
Sekitar 4 tahun yang lalu dunia sempat gempar
karena sebuah ramalan yang mengatakan bahwa kiamat akan terjadi pada tanggal 21
Desember 2012. Ramalan tersebut berdasarkan pada sebuah penanggalan Bangsa Maya
yang mana apabila dilakukan perhitungan, maka akhir penanggalan jatuh pada
tanggal 21 Desember 2012. Bangsa Maya sendiri adalah suatu peradaban yang
berasal dari Semenanjung Yucatan di Amerika Tengah. Perkembangan peradaban
Bangsa Maya bermula pada tahun 250 hingga 900 masehi yang terkenal akan
kemajuan kebudayaan, arsitektur, serta sistem matematika, astronomi, dan
penanggalannya.
Bangsa Maya memiliki keunikan arsitektur
bangunannya tersendiri. Bangunan yang terkenal adalah sebuah candi yang memiliki arsitektur khas Bangsa Maya. Salah
satu Candi yang terkenal tersebut adalah Candi Chichen Itza yang merupakan
salah satu dari tujuh keajaiban dunia yang terpilih pada tanggal 7 Juli 2007. Tentunya kebanyakan
orang akan mengira bahwa arsitektur tersebut hanya terdapat di peradaban Bangsa
Maya tersebut, sekitar Semenanjung Yukatan. Memang wajar karena di situlah
peradaban Bangsa Maya berasal, akan tetapi jauh di belahan bumi lain terdapat
sebuah candi dengan arsitektur khas Bangsa Maya.
Candi Arsitektur Maya di Benua Amerika
Adalah di sebuah tempat di Kabupaten Karanganyar
lah yang mana terdapat sebuah candi dengan arsitektur khas Bangsa Maya
tersebut. Candi itu bernama Candi Sukuh yang tepatnya terletak di Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Letak Candi
ini sekitar 38 KM dari Kota Solo dengan waktu tempuh kurang lebih satu jam
perjalanan dengan sepeda motor. Candi Sukuh terletak di lereng Gunung Lawu dan
memiliki ketinggian 910 meter di atas permukaan laut.
Akses jalan menuju Candi Sukuh tidaklah sulit.
Cukup ikuti jalan utama (Jalan Lawu) menuju Tawangmangu jika dari Kota Solo.
Sesampainya di daerah Karangpandan, bersiap untuk mengambil percabangan lurus
ke arah timur memasuki Jalan Karangpandan – Ngargoyoso. Cukup dengan mengikuti plang
penunjuk jalan yang ada, maka tak lama lagi akan sampai di Candi Sukuh. Tiket
untuk masuk ke area Candi Sukuh pun tidaklah mahal yaitu hanya dengan membayar
Rp 7.000,00 bagi turis domestik dan Rp 25.000,00 bagi turis asing. Pengunjung
wajib mengenakan kain saat memasuki kawasan Candi Sukuh yang merupakan kawasan
suci.
CANDI SUKUH
Candi Sukuh
Arsitektur Candi Sukuh berbeda dengan candi –
candi lain di Pulau Jawa seperti Borobudur atau Prambanan. Jika diperhatikan,
arsitektur Candi Sukuh lebih mirip dengan arsitektur Bangsa Maya. Terdapat pula
banyak patung dan relief yang tersebar di sekitar kawasan Candi Sukuh ini.
Terdapat satu
sumber yang menyatakan bahwa Candi Sukuh sudah ada jauh sebelum masa Prabu
Brawijaya sebagai raja terakhir Majapahit. Bahkan dikatakan pula bahwa Candi
Sukuh sudah lama ada sebelum candi milik peradaban Bangsa Maya. Entah mana yang benar, Wallahu'alam...
http://news.okezone.com/read/2014/03/14/510/955396/candi-di-lereng-gunung-lawu-lebih-tua-dari-candi-suku-maya
Informasi Candi Sukuh oleh
Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah
Namun ada Informasi mengenai sejarah Candi sukuh dapat di
lihat pada papan yang disediakan oleh Badan Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
yang mana dicantumkan bahwa candi ini dibangun sekitar abad ke-15 masehi, pada
masa pemerintahan Suhita; Ratu Majapahit (1429 – 1446). Berikut ini adalah penjelasan lengkapnya:
“Candi Sukuh terletak di Dusun Sukuh, Desa Berjo,
Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah dan berada di
lereng Gunung Lawu pada ketinggian 910 mdpl.
Candi Sukuh ditemukan tahun 2815 oleh Johnson pada
masa pemerintahan Gubernur Jenderal Raffles. Tahun 1842, van der Vlis membuat
sebuah buku berjudul Prove Eener
Beschrijten op Soekoeh en Tjeto. Tahun 1864-1876, Hoopermans menulis buku
berjudul Hindoe Oudheiden van Java.
Inventarisasi di Candi Sukuh dilakukan oleh Verboek
pada tahun 1910. Usaha pelestarian Candi Sukuh dilakukan oleh Dinas Purbakala
sejak tahun 1917.
Komplek Candi Sukuh didirikan pada abad 15 M, semasa
dengan pemerintahan Suhita; ratu Majapahit yang memerintah tahun 1429-1446.
Komplek candi menghadap ke barat dengan susunan halaman terdiri dari tiga
teras. Ketiga teras tersebut melambangkan tingkatan menuju kesempurnaan. Relief
yang terdapat di komplek tersebut juga melambangkan ketiga dunia yaitu dunia
bawah yang dilambangkan oleh relief Bima Suci, dunia tengah yang dilambangkan
oleh relief Ramayana, Garudeya, dan Sudhamala, dan dunia atasyang dilambangkan
dengan relief Swargarohanaparwa. Penggambaran ketiga dunia pada relief-relief
tersebut menunjukkan tahapan yang harus dilalui manusia untuk mencapai nirwana.
Saat entry ini dibuat, Candi Sukuh sedang
mengalami renovasi dan dijadwalkan selesai sekitar akhir tahun 2016.
MENYAMBANGI CANDI SUKUH
Belakang: Alva & Desta
Depan: Aji
Hanya membutuhkan waktu sekitar 1 jam untuk
mencapai Candi Sukuh karena jarak tempuh yang tidak begitu jauh serta akses
yang mudah, walaupun dengan rute menanjak. Suasana pegunungan di Lereng Lawu
yang sejuk langsung menyambut kami begitu keluar dari mobil. Suasana yang
menyenangkan memang, tetapi sayang karena kabut yang cukup tebal juga turut
menyambut kami sehingga pemandangan jauh tidak terlihat.
Heavy Fog
Kondisi demikian tidak menyurutkan semangat kami
untuk tetap menyambangi Candi Sukuh. Langsung saja kami menuju loket untuk
membeli tiket sekaligus mengenakan kain sebagai syarat wajib untuk memasuki
kawasan Candi Sukuh yang merupakan kawasan suci. Singkat saja, proses
administrasi kami selesai dan tinggal masuk saja.
Kami mulai memasuki kawasan Candi Sukuh ini yang
mana papan informasi mengenai candi ini langsung menyambut kami. Tentu saja
kami berhenti sejenak untuk sekedar mempelajari secara singkat sejarah mengenai
Candi Sukuh. Tak lama kemudian kami lanjut berjalan dan berhenti di sebuah
gapura untuk berfoto. Singkat saja pemberhentian di gapura ini karena kami
kembali berjalan.
Tibalah kami di area utama Candi Sukuh yang
tentu saja terdapat bangunan utama candi dengan relief dan patung di sekitarnya.
Kondisi berkabut membuat suasana Candi Sukuh kian syahdu, walaupun ada banyak
orang yang berwisata.
Beruntung karena hujan tidak turun dalam kondisi berkabut ini. Tentu kami menikmati apa saja yang ada di sekitar kami saat itu dengan berjalan menjelajahi dan mengamati nuansa masa lalu kawasan utama Candi Sukuh yang begitu kental.
Hanya sekitar satu jam saja perjalanan kami
menyambangi Candi Sukuh ini, walaupun singkat setidaknya kami masih bisa
menikmati dan mengingat candi ini sebelum direnovasi. Bagaimana bentuk Candi
Sukuh usai renovasi nanti..? Tentu masihlah sebuah tanda tanya besar untuk saat
ini. Hanya bisa berharap semoga proses renovasi Candi Sukuh dapat selesai
dengan segera.
Giliran Ada saia, eh di Luar Kawasan Candi
Nasib Fotografer.. T_T
Posting Komentar
Posting Komentar