Konten [Tampil]
Perjalanan Masih Berlanjut
Catatan perjalanan ini
masih ada hubungannya dengan kisah perjalanan saya yang sebelumnya saat menjelajahi PESONA KEINDAHAN GUNUNG PRAU. Sebenarnya rencana untuk melanjutkan penjelajahan ke Gunung Andong
bukanlah rencana yang sepenuhnya matang, bahkan malah nyaris tidak jadi
terlaksana karena faktor cuaca. Akan tetapi rasa penasaran memang bisa
mengalahkan segala keraguan yang ada di dalam hati sehingga akhirnya saya memutuskan untuk tetap membelokkan motor ke arah timur saat sampai di Kota
Magelang.
Andong Peak; 1726 MASL
Menuju Andong
Matahari sudah condong
ke arah barat saat saya mulai memacu sepeda motor meninggalkan wilayah Wonosobo.
Rasanya cukup aneh karena saat saya memasuki wilayah Temanggung yang berada di antara
Gunung Sumbing dan Sindoro, cuaca mendadak berubah menjadi begitu cerah;
kontras dengan hujan lebat yang mengguyur wilayah Dataran Tinggi Dieng.
Dieng-Andong
Saya terus saja
melaju dengan melalui rute menuju Kopeng. Sebenarnya jika cuaca cerah
pemandangan Gunung Andong di sisi utara akan menemani perjalanan. Sayangnya
saat itu kabut dan awan menyelimuti wilayah utara Gunung Merbabu termasuk
Gunung Andong sehingga menjadikannya tidak tampak. Hal tersebut tentunya
menyusahkan saya yang sebelumnya belum pernah menyambangi Gunung Andong sehingga
mengakibatkan 2 kali salah mengambil jalan.
Usai matahari terbenam
saya akhirnya baru sampai di kawasan Base Camp Gunung Andong, lagi-lagi setelah
mengalami perjalanan yang berputar-putar terlebih dahulu karena memang kondisi
saat itu begitu sepi sehingga tidak bisa bertanya kepada seseorang. Akhirnya sayapun sampai juga di Base Camp Gunung Andong usai adzan Isya. Entah base camp
mana yang saya tuju saat itu karena yang terpenting adalah akhirnya bisa kembali
beristirahat.
Andong Via Pendem
Saya diantar masuk ke
dalam rumah salah seorang warga masyarakat setelah memarkir motor. Berbeda
dengan base camp gunung lainnya yang mana pendaki akan ditempatkan di bangunan
khusus untuk menginap, sementara di sini pendaki ditempatkan di rumah-rumah
warga yang memang dipersiapkan juga sebagai tempat bermalam pendaki. Akan
tetapi jangan dibayangkan jika pengunjung akan mendapat fasilitas berupa tempat
tidur seperti di hotel. Tidur beralas tikar menjadi fasilitas yang saya nikmati
malam itu; sebagai tambahan, pemilik rumah memberikan selimut untuk melindungi
diri dari dinginnya udara malam.
Ngaso di Rumah Warga
Tentunya fasilitas-fasilitas tersebut sudah
lebih dari cukup bagi saya. Pemilik rumah juga memberikan teh hangat gratis yang sangat saya butuhkan saat itu setelah menjalani perjalanan panjang. Malam itu saya berencana
untuk bermalam dahulu di base camp dan baru mulai berjalan dini hari. Setelah
mengobrol dengan beberapa warga, saya baru menyadari ternyata gerbang pendakian
ini bukan melalui Sawit yang bisa dibilang merupakan pintu utama pendakian
Gunung Andong. Akan tetapi menurut warga setempat, rute tempat saya akan memulai
pendakian ini merupakan rute tercepat menuju puncak Gunung Andong. Rute yang
akan saya pergunakan ini adalah melalui Pendem. Malam itu pun saya pergunakan untuk
beristirahat dengan maksimal mengingat masih lelahnya fisik usai menjelajahi
Gunung Prau dan juga perjalanan dari Dieng menuju base camp Gunung Andong.
Perjalanan Singkat Menapaki Andong
Pagi
harinya menjelang adzan subuh, saya baru terbangun dari tidur. Jelas hal tersebut
merupakan keterlambatan bangun karena rencana sebelumnya adalah memulai
perjalanan pada pukul 03.00 WIB. Akhirnya karena sebentar lagi sudah memasuki
waktu sholat subuh, saya memutuskan untuk berangkat usai subuhan.
Usai menunaikan ibadah
sholat subuh di masjid kampung setempat, tidak ingin membuang waktu lebih lama
lagi saya segera berangkat. Niatan saya adalah sampai di puncak sebelum matahari
terbit, meskipun hal tersebut merupakan mission impossible karena jarak antara
terbitnya matahari dengan waktu sholat subuh yang tinggal sebentar lagi.
Meskipun demikian, saya tetap berusaha sekuat tenaga secepat mungkin untuk
menggapai Puncak Andong sebelum matahari muncul.
Kabut Tebal
Rute pendakian menuju Puncak Gunung Andong sudah
cukup jelas dengan adanya banyak rambu-rambu petunjuk arah yang telah dipasang
oleh pihak karang taruna desa. Rute awal usai melewati permukiman penduduk
adalah berupa hutan. Saat saya melewati kawasan hutan ini, langit masih gelap
sehingga senter masih digunakan untuk menerangi jalan. Menjelang puncak Andong,
pepohonan sudah mulai jarang dan digantikan oleh rerumputan.
Andong Peak
Sesampainya saya menjelang kawasan Puncak Gunung Andong, langit sudah mulai terang dan terbitnya
matahari tinggal menunggu hitungan menit saja. Merasa sudah cukup lelah karena
berjalan dengan ngebut, akhirnya saya memutuskan untuk menunggu saja terbitnya
matahari di sini. Benar saja, tak lama kemudian matahari pagi pun muncul dari
ufuk timur dengan indahnya, meskipun pagi itu kabut menyelimuti kawasan Gunung
Andong.
Sunrise
Saya beristirahat sambil menikmati indahnya matahari terbit dari balik tirai kabut.
Setelah merasa cukup beristirahat, saya kembali melanjutkan perjalanan ke kawasan
puncak Andong. Hanya berselang kurang dari 5 menit kemudian akhirnya saya tiba
juga di kawasan puncak gunung Andong. Cukup banyak tenda yang didirikan di
kawasan puncak sehingga suasananya cukup ramai. Entah bagaimana ramainya
pendakian di Gunung Andong saat libur akhir pekan mengingat sudah cukup
ramainya suasana pendakian saat itu yang mana saya lakukan pada Hari Selasa atau
pertengahan pekan.
Rame Rek..
Sesampainya di Puncak Andong, saya masih harus
menunggu antrian untuk berfoto di plang penanda puncak Gunung Andong karena
saking banyaknya pendaki saat itu. Sembari menunggu saya tentu menikmati
pemandangan yang tersaji di puncak, yang mana di sebelah selatan Gunung Merbabu
dengan ketinggian 3142 mdpl berdiri dengan gagahnya.
Merbabu-Merapi
Sementara itu di sisi barat laut Gunung Sumbing,
Sindoro, dan Prau yang saya kunjungi sebelumnya nampak cukup samar terhalang oleh
kabut. Selebihnya pemandangan ke arah jauh cukup terhalang oleh kabut.
Sumbing-Sindoro
Akhirnya setelah menunggu beberapa lama, saya mendapat giliran untuk berfoto di plang penanda puncak Gunung Andong. Setelah
berfoto saya segera turun kembali ke base camp karena merasa sudah cukup puas
untuk menikmati suasana yang tersaji di puncak Gunung Andong. Perjalanan turun
bagi saya cukup mudah sehingga hanya memakan waktu singkat. Bahkan sekitar pukul
07.30 WIB saya sudah tiba kembali di Base Camp Gunung Andong.
Akhirnya Foto Juga
Epilogue
Sesampainya
kembali di Base Camp, seorang warga mengira bahwa saya belum berangkat mendaki
padahal yang sebenarnya adalah saya baru saja menyelesaikan perjalanan
menjelajahi Gunung Andong. Singkat saja waktu istirahat saya di Base Camp karena
fisik memang belum lelah usai menuruni Gunung Andong yang hanya memakan waktu
kurang lebih sekitar 15 menit saja. Langsung saja saya berkemas dan berpamitan
sebelum perjalanan pulang menuju Yogyakarta dimulai.
Bersamaan
dengan bergeraknya saya meninggalkan Base Camp Gunung Andong, maka berakhir
pulalah rangkaian penjelajahan saya di Gunung Prau dan Gunung Andong yang
berlangsung selama 3 hari. Tentunya syukur Alhamdulillah
senantiasa saya panjatkan atas berkat Allah SWT yang telah mengizinkan saya untuk menjelajahi 2 tempat dengan view yang menakjubkan tersebut serta karena
telah melindungi saya sehingga bisa kembali pulang dengan selamat.
Perjalanan saya di tahun LA NINA 2016 pun
belum berakhir…….>>>LANJUTAN
Posting Komentar
Posting Komentar