Konten [Tampil]
PROLOGUE
Hari Sabtu tanggal 4
April 2014. Sabtu itu merupakan sebuah hari yang lengang bagi kebanyakan orang
di Republik Indonesia dikarenakan libur long
weekend yang berlangsung dari hari Jumat sebelumnya hingga hari Minggu.
Jelas sudah merupakan tradisi bagi masyarakat yang mana libur panjang akhir
pekan dimanfaatkan untuk berlibur bersama dengan keluarga.
Sumber: http://iwearbanana.com/59-besok-libur.html
ES (Entry Starter) sendiri juga tidak kalah selo dari yang lain,
walaupun kuliah tinggal menyisakan satu mata kuliah yang tak kunjung kelar.
Perpustakaan yang tutup karena libur membuat ES memutuskan untuk pulang ke Solo
dan melupakan sejenak soal skripsi yang mana sebenarnya tinggal dicek saja oleh
dosen pembimbing. (Sesi curhat ES)
Sumber: http://psikocak.com/gambar-meme-skripsi-lucu/
Liburan tentunya akan sangat membosankan apabila
hanya menghabiskan waktu di rumah saja. Tidak ada rencana liburan tersendiri
sebenarnya untuk kali ini, namun entah mengapa rasanya memang bosan saat hanya
berada di rumah. Memang sudah ditakdirkan untuk tidak betah lama – lama berdiam
diri mungkin. Ide untuk melakukan sedikit perjalanan muncul begitu saja saat
secara tidak sengaja ES melihat jadwal kereta api di laptop.
Jadwal Railbus Batara Kresna
Bukan kereta api dengan jarak jauh atau menengah
yang menarik perhatian ES, namun sebuah kereta api lokal di kota Solo. Kereta
api tersebut bernama Batara Kresna dengan
jurusan Solo – Wonogiri PP. Sebenarnya kereta tersebut lebih tepat disebut Railbus karena jalurnya yang melintasi
tengah – tengah kota Solo di samping jalan utama Slamet Riyadi. Rasa
penasaranlah yang akhirnya menyebabkan ES melakukan perjalanan dengan Railbus tersebut.
CUMA SAMPAI SUKOHARJO
Rencana ES sebenarnya
adalah melakukan perjalanan pagi pukul 06.00 WIB yang merupakan jadwal
keberangkatan pertama Railbus tersebut.
Tentu saja ES berangkat lebih awal menuju stasiun Purwosari yaitu pukul 15.30
WIB untuk mendapatkan tiket, sama seperti jika akan melakukan perjalanan dengan
kereta api lokal lainnya.
Saat ES mengira bahwa semuanya akan berjalan
lancar, ternyata hal yang tidak sempat diantisipasi terjadi. Tiket yang
disediakan oleh stasiun Purwosari ternyata sudah habis dikarenakan animo
masyarakat yang tinggi untuk bisa menikmati perjalanan dengan Railbus Batara Kresna, terlebih libur long weekend menyebabkan banyak yang
turut mengajak satu keluarga. Alhasil ES harus menunggu di antrian selanjutnya.
Ilustrasi Lebay.. Sumber: http://www.intelijen.co.id/tiket-ka-habis-pemudik-tetap-antri-di-loket/
Perlu diketahui bahwa untuk sementara pihak PT
Kereta Api Indonesia hanya menyediakan sekitar 140 tiket Railbus Batara Kresna untuk sekali jalan. Keseluruhan dari sekitar
140 tiket yang disediakan pun tidak bisa diborong di satu stasiun; untuk
stasiun Purwosari hanya diberikan kuota sebanyak sekitar 40 lembar tiket yang
mana satu orang hanya diizinkan untuk membeli maksimal 2 tiket saja. Memang
pada saat awal – awal peluncuran Railbus Batara
Kresna ini yang mendominasi adalah penumpang dengan tujuan rekreasi. Tiket
untuk pulang – pergi juga belum tersedia sehingga kemungkinan besar penumpang
kembali ke kota Solo dengan menggunakan bus karena masyarakat di Wonogiri pun
juga antusias menjajal Railbus Batara
Kresna.
Setelah beberapa saat menunggu, antrian untuk
keberangkatan ke-2 pun mulai dibuka. Hal yang di luar perkiraan ES kembali
terjadi; ternyata sudah banyak juga penumpang yang mengincar tiket untuk
pemberangkatan ke-2 sehingga antriannya pun cukup panjang. Saat antrian sedang
berjalan, tiba – tiba pihak stasiun mengatakan bahwa tiket menuju Wonogiri
sudah habis, tersedia hanya sampai Sukoharjo saja. Tentu banyak calon penumpang
yang kecewa, banyak dari mereka yang kembali pulang. ES tentu saja sedikit
kecewa, namun entah mengapa rasanya masih ingin untuk menikmati perjalanan
dengan Railbus Batara Kresna
meskipun hanya sampai Sukoharjo saja. Jadilah ES melanjutkan mengantri untuk
mendapatkan tiket. Keberangkatan yang masih lama yaitu pukul 10.00 WIB membuat
ES melakukan hal lain dahulu sebelum kembali ke stasiun Purwosari menjelang
waktu keberangkatan.
SOLO RASA EROPA
Menjelang pukul 10.00
WIB ES kembali ke stasiun Purwosari. Railbus
Batara Kresna sudah bersiap di jalur 1 dan tinggal menunggu waktu
berangkat saja. Ternyata sudah banyak penumpang yang masuk meskipun waktu
keberangkatan masih sekitar 10 menit lagi, bahkan banyak juga yang tidak
kebagian tempat duduk seperti ES; menandakan tingginya animo masyarakat kota
Solo menikmati perjalanan dengan Railbus Batara
Kresna.
Lurus : Solo Balapan
Kanan: Wonogiri
Tepat pukul 10.00 WIB Railbus Batara Kresna diberangkatkan bersamaa dengan peluit
petugas pemberangkatan di stasiun Purwosari. Tidak seperti kereta api lain pada
umumnya karena kecepatan Railbus Batara
Kresna hanya sekitar 20 Km/jam saat melintasi tengah kota Solo. Railbus melaju ke arah timur dengan
terus menyusuri jalur 1 stasiun Purwosari, yang mana jika kereta lain akan
berpindah ke jalur 2 untuk melanjutkan perjalanan ke stasiun Solo Balapan.
Tidak lama setelah berpisah dari jalur rel utama
menuju stasiun Solo Balapan, rute perjalanan Railbus mulai melewati tengah kota Surakarta. Sensasi tersendiri
mulai terasa saat Railbus melewati
rute di sepanjang jalan utama Solo; Slamet Riyadi. Rasanya seperti berada di kota
– kota Eropa yang mana kebanyakan memiliki jalur trem di tengah kotanya. Perlu
diketahui bahawa hanya kota Solo lah yang memiliki jalur kereta api di tengah
kota.
Solo Rasa Eropa:
Solo Rasa Eropa:
Keberadaan Railbus
Batara Kresna yang masih baru membuat masyarakat kota Solo pun masih kagum
dengan keberadaannya. Sering kali banyak masyarakat di sekitar jalan yang
dilewati Railbus mengabadikan momen
tersebut dengan menggunakan kamera. Jelas di sisi lain merupakan suatu
kebanggaan sebagai masyarakat kota Solo dengan adanya Railbus Batara Kresna ini.
Solo Rasa Eropa
Rute melewati tengah kota Solo berakhir saat Railbus melewati kecamatan Sangkrah.
Stasiun pertama yang dilewati Railbus yaitu
stasiun Solo Kota berada di daerah ini. Stasiun pertama ini sekaligus juga
merupakan pemberhentian pertama Railbus
Batara Kresna. Sesampainya di stasiun Solo Kota, banyak masyarakat yang sudah
menantikan kedatangan Railbus ini;
baik yang akan naik maupun hanya menonton saja.
Stasiun Solo Kota:
Stasiun Solo Kota:
Stasiun Solo Kota:
INDONESIA GEMAH RIPAH LOH JINAWI
Rute yang dilewati Railbus Batara Kresna tidak lagi
melewati area tengah kota Solo usai meninggalkan stasiun Solo Kota. Rute
setelahnya adalah melewati area perumahan dan tak lama lagi akan meninggalkan
kota Solo dan mulai memasuki wilayah kabupaten Sukoharjo.
Setelah Stasiun Solo Kota
Suasana berbeda tampak begitu Railbus memasuki kabupaten Sukoharjo.
Rute yang sebelumnya melewati perkotaan dan perumahan berubah menjadi melewati
area persawahan. Kondisi cuaca yang cerah membuat suasana saat itu begitu
mendamaikan. Memandang hamparan sawah di kanan – kiri Railbus membuat mata dan hati ini takjub akan betapa suburnya
negara Republik Indonesia ini.
Gemah Ripah Loh Jinawi:
Gemah Ripah Loh Jinawi:
Gemah Ripah Loh Jinawi:
Gemah Ripah Loh Jinawi:
Gemah Ripah Loh Jinawi:
MAKMURLAH SELALU SUKOHARJO MAKMUR
Setelah satu jam melaju,
akhirnya sekitar pukul 11.00 WIB Railbus Batara
Kresna tiba di stasiun Sukoharjo. Perjalanan ES menggunakan Railbus tersebut pun berakhir karena
tiket hanya untuk sampai Sukoharjo saja. Sebenarnya ada rencana ES untuk
membeli tiket sampai Wonogiri di stasiun Sukoharjo ini, namun apa daya karena
tiket untuk menuju Wonogiri sudah terjual habis.
Selamat jalan Batara Kresna
Tidak ada pilihan lain bagi ES selain untuk
mengakhiri perjalanan dengan Railbus di
Sukoharjo. Bukan masalah juga bagi ES karena sebelumnya sudah mempersiapkan
diri apabila perjalanan harus berakhir di Sukoharjo. Jadilah akhirnya ES
melakukan penjelajahan singkat di Sukoharjo saja, terlebih postingan –
postingan di dunia maya mengenai Sukoharjo masih sangatlah jarang sehingga sebuah
kesempatan untuk melihat Sukoharjo lebih dekat kali ini.
Sebagai orang Solo yang letaknya tidak begitu jauh dari Sukoharjo, sebenarnya pengetahuan ES tentang kota Sukoharjo masihlah sedikit. Memang ES sering melintasi kabupaten Sukoharjo, namun hanya sebatas lewat saja dan tidak menjelajah lebih dalam lagi. Rencana ES adalah mengajak teman orang Sukoharjo asli untuk memandu perjalanan menjelajahi Sukoharjo, namun sayang ia tidak ada di rumah saat ES menghubunginya. Jadilah ES berjalan menuju pusat kota Sukoharjo sendirian.
ES hanya berjalan menuju pusat kota Sukoharjo yang memang letaknya tidak begitu jauh dari stasiun Sukoharjo tempat ES turun dari Railbus tadi. Tentu saja ES berharap supaya bisa menemukan sesuatu yang menarik nanti di tengah kota Sukoharjo entah apapun itu. Hanya sebentar berjalan ES tiba di sebuah perempatan besar yang mana terdapat sebuah tugu adipura, ternyata Sukoharjo juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai kota yang bersih. Semoga akan tetap bersih selalu.
Sebagai orang Solo yang letaknya tidak begitu jauh dari Sukoharjo, sebenarnya pengetahuan ES tentang kota Sukoharjo masihlah sedikit. Memang ES sering melintasi kabupaten Sukoharjo, namun hanya sebatas lewat saja dan tidak menjelajah lebih dalam lagi. Rencana ES adalah mengajak teman orang Sukoharjo asli untuk memandu perjalanan menjelajahi Sukoharjo, namun sayang ia tidak ada di rumah saat ES menghubunginya. Jadilah ES berjalan menuju pusat kota Sukoharjo sendirian.
ES hanya berjalan menuju pusat kota Sukoharjo yang memang letaknya tidak begitu jauh dari stasiun Sukoharjo tempat ES turun dari Railbus tadi. Tentu saja ES berharap supaya bisa menemukan sesuatu yang menarik nanti di tengah kota Sukoharjo entah apapun itu. Hanya sebentar berjalan ES tiba di sebuah perempatan besar yang mana terdapat sebuah tugu adipura, ternyata Sukoharjo juga pernah mendapatkan penghargaan sebagai kota yang bersih. Semoga akan tetap bersih selalu.
Road to Wonogiri:
Stasiun Sukoharjo:
Tugu Adipura Sukoharjo:
Grha Wijaya:
Panas:
Monumen Pahlawan:
Alun - Alun Sukoharjo:
Zoom In:
Perjalanan
ES berlanjut ke arah barat dari perempatan tugu adipura. Kini tibalah ES di
alun – alun Satya Negara, Sukoharjo yang merupakan pusat dari Sukoharjo. Alun –
alun ini tidak jauh berbeda dengan yang umumnya dimiliki oleh kota – kota lain;
sebuah lapangan luas dengan tiang bendera. Apa yang menjadi ciri khas alun –
alun Sukoharjo ini adalah sebuah tulisan besar sebagai simbol kemegahan alun –
alun Sukoharjo yang terpampang jelas di sisi selatan.
ES terus berjalan di
sekitar alun – alun. Mungkin area ini adalah pusat ekonomi Sukoharjo karena
banyak terdapat toko yang menjual berbagai macam kebutuhan. Cukup ramai suasana
di sini dengan aktivitas dan lalu – lalang warga masyarakatnya. Selanjutnya ES
tidak menemukan sesuatu yang menarik lagi karena yang ada hanyalah deretan
rumah warga, sehingga ES memutuskan untuk kembali.
Naik Bus:
Naik Bus:
Waktu menunjukkan pukul 12.00 WIB saat ES
memutuskan untuk kembali. Transportasi yang tersedia saat itu untuk menuju Solo
adalah bus, sehingga jelas ES berjalan menuju jalan utama Sukoharjo lagi untuk
mencari bus. Banyak bus untuk menuju Solo, namun ES memilih bus yang murah saja
dengan tujuan selain lebih murah adalah untuk menikmati perjalanan.
SOLO THE SPIRIT OF JAVA
Selang setengah jam
kemudian ES tiba kembali di kota Solo. Mengambil motor di stasiun Purwosari
adalah satu hal yang ES lakukan pertama kali. Karena tenaga dan stamina yang
masih banyak, ES memutuskan untuk berkeliling kota Solo saja dengan tanpa
tujuan yang pasti; pokoknya berhenti jika menemukan suatu yang menarik.
Perjalanan ES dengan menggunakan motor yang
pertama adalah melintasi kota Solo di daerah terminal Tirtonadi. Terminal ini
berdekatan dengan sebuah sungai yang melintasi tengah kota Solo yaitu sungai
Nusukan. Terdapat sebuah jembatan penyebrangan khusus untuk pejalan kaki yang
mungkin keberadaanya masih belum banyak diketahui selain oleh warga setempat.
Jembatan ini berada di pintu air Nusukan, sebelah utara terminal Tirtonadi.
Kali Nusukan:
Kali Nusukan:
Jembatan:
Hanya sebentar saja ES menikmati suasana dan
juga pemandangan dari atas sungai Nusukan. Selanjutnya ES menuju bundaran
Gladag yang merupakan salah satu icon kota Solo kemudian dilanjutkan dengan
perjalanan melewati kraton Surakarta. Kebetulan sekali karena sebuah bus
tingkat bernama Werkudara melintas. Bus tingkat ini juga merupakan ikon kota
Solo karena mungkin hanya ada satu di seluruh Indonesia setelah masa kejayaan
bus tingkat pada tahun 90-an. Tak lama kemudian ES sampai di reruntuhan pasar
legendaris kota Solo yaitu pasar Klewer yang terbakar beberapa bulan yang lalu.
Sedih rasanya karena pasar ini sudah sangat terkenal dan juga merupakan salah
satu ikon dari kota Solo. Semoga saja semua pedagang di pasar Klewer diberi
ketabahan serta semoga pasar Klewer menjadi semakin cantik dan mensejahterakan
masyarakat kota Solo nantinya. Aamiin
Werkudara
Reruntuhan Pasar Klewer
EPILOGUE
Usai
mampir ke pasar Klewer ES memutuskan untuk kembali pulang ke rumah saja karena
kondisi fisik yang mulai lelah juga. Bangga rasanya menjadi warga Surakarta,
terutama kota Solo karena kota ini begitu cantik dan nyaman. Jelas tentu saja
perjalanan ini masihlah begitu kecil dan singkat untuk menjelajah seluruh kota
Solo yang sebenarnya bisa lebih banyak ditemukan suatu yang menarik di dalamnya.
Perjalanan kali ini
memang sudah berakhir, tapi bukan berarti untuk selamanya. Suatu saat
InsyaAllah pasti akan ada perjalanan lain untuk menjelajah lebih dalam lagi
daerah Surakarta dan kota Solo. Terlebih perjalanan ES dengan menggunakan Railbus kali ini masih belum sampai
Wonogiri sebagai tujuan. Memang tidak harus selalu jauh melalang buana; karena
keindahan negeri ini ada di sekeliling kita.
BONUS:
Posting Komentar
Posting Komentar